Kamis, 18 Mei 2017

Berjuang Tak Sebercanda Itu


Seorang guru sejati akan mendedikasikan seluruh hidupnya untuk terus mengajar (beribadah) sampai ahir hayatnya, dalam hatinya sudah ada kesepakatan untuk terus berjuang demi mencerdaskan anak bangsa, namun derap perjuangan itu ada yang terhenti di tengah jalan dan ada yang terus bergerak tanpa henti untuk berjuang, konsisten dengan janjinya sebagai seorang guru sampai ajal datang.
Hasil gambar untuk gambar berjuangBerjuang mencerdaskan anak bangsa tidak terbatas waktu, boleh jadi UN telah selesai, boleh jadi siswa telah lulus namun yang namanya mengajar tetap berlangsung, mengajar bagaikan hembusan nafas, selama masih hidup maka nafas itu akan terus berhembus begitu juga dengan mengajar, selama masih hidup, mengajar akan terus berlangsung.
Berjuang mencerdaskan anak bangsa tidak kenal tempat, dimanapun Anda berada, disitulah aktifitas mengajar dilakukan, tidak perduli di pelosok sekalipun aktifitas mengajar tetap dilakukan, seperti halnya dalam film laskar pelangi yang menceritakan aktifitas mengajar di daerah yang sangat minim sarana dan prasarana namun tidak menyurutkan niat Bu Muslimah untuk tetap mengajar siswa yang jumlahnya hanya 10 anak tersebut demi meraih mimpinya. Kisah dalam film laskar pelangi tersebut seharusnya menjadi pelecut bagi para guru untuk setia mengajar dimana pun ia berada, baik di kota maupun di pelosok, karena di belahan dunia manapun sosok  guru akan selalu di butuhkan.
Berjuang mencerdaskan anak bangsa tidak mengenal gaji, akhir –akhir ini santer terdengar di media masa kalau guru melakukan aksi demo menuntut kenaikan gaji, ada juga yang menuntut di angkat jadi PNS dan masih ada lagi tuntutan lain yang di tujukan kepada pemerintah, tidak ada yang salah dengan aksi demo yang dilakukan oleh oknum guru tersebut terlebih lagi dalam undang-undang juga di perbolehkan, sebagaimana yang tertera pada pasal 28 UUD 1945 dan UU No.9 Tahun 1998 tentang kemerdekaan menyampaikan pendapat di muka umum namun jangan sampai berlebihan dalam berdemo hingga mogok ngajar dan kegiatan KBM di liburkan dan ini sangat merugikan bagi siswa.
Profesi guru adalah pekerjaan mulia, tidak seharusnya di kotori dengan nafsu dunia yang bersifat fana dan sementara, ikhlaskanlah niat dan tuluskanlah tekad untuk membangun generasi menjadi lebih baik, abaikan gaji untuk sementara karena Tuhan pasti tidak akan rela melihat hamba tercintanya (guru) berada dalam kekurangan, bukankah malaikat akan mengepakan sayapnya untuk di lewati oleh sang pencari ilmu? Lantas, jika sang pencari ilmu saja mendapatkan perhatian dari malaikat apalagi Anda yang notabene seorang guru yang memberi ilmu, masihkah Anda ragu?
Penulis pernah berdiskusi dengan seorang Magister pendidikan yang bernama Indri Meriyana, M.Pd. yang juga seorang guru SDIT di salah satu sekolah ternama di daerah depok, dalam diskusi yang relatif singkat itu ada kesimpulan bahwa “Berjuang tak sebercanda itu” maksudnya apa? Tidak dipungkiri lagi kalau mengajar adalah sebuah perjuangan, sedangkan perjuangan itu akan berhasil jika di barengi dengan keihlasan, ketulusan, keuletan, pantang menyerah, komitmen yang tinggi untuk mencerdaskan anak bangsa dan tentunya di tutup dengan  do’a.
Indonesia bisa  merdeka karena para pejuang berjuang dengan tulus dan ikhlas untuk merebut kemerdekaan dari penjajah, semata-mata demi berkibarnya sang merah putih di angkasa, lantas, apa jadinya kalau saat itu para pejuang berjuang tidak tulus dan ikhlas? Mungkinkah Indonesia merdeka, mungkinkah Bung Karno membaca teks proklamasi? Atau mungkinkah Anda bisa berselfe ria? Jawabnya bisa dipastikan tidak bisa, karena perjuangan tanpa ketulusan, keikhlasan dan do’a hanyalah bualan semata.
Layaknya berjuang merebut kemerdekaan, mengajar juga demikian, jika anak didikmu mau berhasil dan sukses maka tulus dan ikhlaskan niat terlebih dahulu, singkirkanlah perjuangan anda dari hasrat dunia, karena perjuangan suci ini tidak akan berhasil tanpa kesucian jiwa. Sediakan waktu terbaik Anda untuk hidup dan berjuang bersama anak didik anda, dengan sikap hormat ajarkanlah huruf demi huruf, ayat demi ayat dan mulai berfikirlah apa yang bisa kau lakukan untuk kemaslahatan dirimu dan umat, lupakan sejenak urusan urusan duniamu, itulah tanda kecintaanmu terhadap Ilmu dan pendidikan.
Berjuang tak sebercanda itu, berjuang tak kenal waktu, berjuang tak kenal gaji dan berjuang tak kenal tempat, perjuangan tidak seperti film atau sinetron yang ada ending nya, namun perjuangan sepanjang hayat.