Kamis, 01 November 2018

Pendidikan Generasi Milenial



Telinga Anda mungkin akrab dengan istilah “Generasi Milenial”, meski tak terlalu paham artinya, istilah ini nyatanya sudah masuk dalam percakapan sehari-hari. Generasi millennial adalah terminologi generasi yang saat ini banyak diperbincangkan oleh banyak kalangan di berbagai bidang, apa dan siapa gerangan generasi millennial itu?
Sebagai gambaran singkat, Generasi Milenial, yang juga punya nama lain Generasi Y, adalah kelompok manusia yang lahir di atas tahun 1980-an hingga 1997. Mereka disebut milenial karena satu-satunya generasi yang pernah melewati milenium kedua.
Peneliti sosial sering mengelompokkan generasi yang lahir diantara tahun 1980 an sampai 2000 an sebagai generasi millennial. Jadi bisa dikatakan generasi millennial adalah generasi muda masa kini yang saat ini berusia dikisaran 15 – 34 tahun.
Generasi millennial memiliki keuinikan dibanding generasi-generasi sebelumnya. Yang mencolok dari generasi millennial ini adalah soal penggunaan teknologi, budaya musik. Kehidupan generasi millennial tidak bisa dilepaskan dari teknologi terutama internet, entertainment/hiburan sudah menjadi kebutuhan pokok bagi generasi ini. Lantas pendidikan seperti apakah yang harus diterapkan terhadap generasi milenial ini?
Generasi milenial, seperti yang telah dipaparkan diatas cenderung menjauh dari kata religius karena pengaruh teknologi dan globalisasi, hal inilah yang membuat pemerintah menggembar gemborkan progam pendidikan karakter, namun sampai saat ini, apa yang dicita-citakan oleh pemerintah dari progam pendidikan karakter belum membuahkan hasil yang signifikan, maka dari itu, kita sebagai umat muslim mari kita coba kembali kepada pendidikan yang berdasarkan Al Qur’an.
Petuntuk Al Qur’an kepada umat manusia adalah suatu keniscayaan, karena manusia tidak akan bisa mengatur kehidupan mereka yang demikian komplek dengan daya nalar mereka sendiri. Kehidupan bukan saja menyangkut urusan makan dan minum melainkan mencakup nasib setiap orang setelah mati.
Al Qur’an disebut juga kitab al-Tarbiyah al A’zham atau kitab pendidikan teragung yang mampu mendidik manusia menuju ke tahapan yang prestisius yaitu sebagai khalifah fil ardh atau sebagai khaira ummatin ukhrijat linnas (umat terbaik sepanjang sejarah manusia). Peran Al Qur’an sebagai kitab yang membawa perubahan telah terbukti, sebagaimana diketahui, masyarakat arab jahil sangat terbelakang dari semua sisi kehidupan, mulai dari akidah, akhlak, budaya, ilmu pengetahuan dan sebagainya. Namun, setelah Al Qur’an turun, semua berubah. Sedikit demi sedikit menjadi masyarakat maju dari semua sisi kehidupan.
Al Qur’an mengisyaratkan pentingnya pendidikan bagi manusia, sebagaimana yang terdapat pada  (QS.Mujadalah: 11, QS. al alaq 1-5), ini juga sesuai dengan apa yang tercantum dalam UU No 20 tahun 2003, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Pendidikan Al Quran bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Allah swt., cerdas, terampil, pandai baca tulis Alquran, berakhlak mulia, mengerti dan memahami serta mengamalkan kandungan Alquran”. Hal ini senada dengan grand design pendidikan yang dirancang oleh kemendiknas pada tahun 2010, bahwa ruanglingkup secara psikologis pembentukan karakter dalam diri individu meliputi seluruh fungsi dari seluruh potensi individu manusia ( kognitif, afektif dan psikomotorik) dalam konteks interaksi sosial kultural dan berlangsung sepanjang hayat. Pendidikan seperti inilah yang harus diterapkan kepada generasi milenial agar tidak hanya pandai dalam bidang teknologi namun juga mempunyai keimanan, ketakwaan serta akhlak yang mulya. Waallahu a’lam bissawab