Minggu, 24 Februari 2013

Penyair adalah orang yang kreatif


Penyair adalah orang yang kreatif
Seorang penyair seringkali berbeda dengan kebanyakan orang lainya, dimana dari segi yang kasat mata saja sudah berbeda, misalnya gaya berpakaian, model rambut, sampai tingkah laku semuanya berbeda dengan kebanyakan lainya, pun dengan hal yang tak kasat mata, yang paling mencolok adalah cara berfikirnya dimana sang penyair berfikir difergent berfikir dari segala arah, dan kadang susah ditebak arah pikiranya, inilah yang membuat indah dari sang penyair.
Penyair bisa bebas berekpresi sesuai dengan apa yang ada dipikranya, mengalir bagai aliran sungai yang lancar tanpa ada gangguan seperti disungai ciliwung yang selalu tersendat, sehingga mengakibatkan banjir, berbeda dengan penyair, alur pikiranya lancar sehingga tidak meledak didalam, oleh karna itu sang penyair jarang sekali merasa GALAU/ FRUSTASI, karna dia bisa menyalurkan apa yang ada dipikiranya secara bebas. To be continud

Selasa, 19 Februari 2013

tiga hari di jogja


Tiga hari di jogja
      Aku awali perjalanan ku ke jogja pada hari jum’at, kira- kira pukul 07:00 WIB dari rumah, aku berangkat bersama azza (kekasihku), keberangkatanku ke jogja bertujuan mengantarkan azza kembali ke jogja untuk melanjutkan study nya di UGM di fakultas mandarin, perjalanan ku menuju kota jogja tidak semulus yang aku kira, didalam perjalanan aku mengalami berbagai macam rintangan dan hambatan mulai dari terik  matahari yang menyengat  sampai bapak polisi yang menghadang, huffh capek rasanya perjuangan ini, tapi tidak mengapa !!! aku merasa bahagia karna si azza selalu setia dibelakangku memberi support kepada ku dikala aku letih, ahirnya perjalanan ini selesai juga, tepat pada pukul 14:30 aku sampai dijogja, aku istirahat di kost temennya azza namanya anny, dia temen baik, boleh dikata sahabat sejati, aku istirahat disitu kira-kira satu jam, kemudian saya mandi terus solat dimesjid bersama azza.
      Malam pun telah tiba, aku pergi menyusuri jalanan jogja bersama azza, malam kian larut namun tak terasa kalau waktu sudah menunjukan pukul 20:00 ahirnya aku memutuskan untuk duduk berdua dilapangan UGM, tanpa sadar aku telah menghabiskan malam dengan azza sampai pukul 23:00 dilapangan berduaan,tidak tau kenapa aku betah sekali ngobrol sama azza, rasanya banyak sekali topik yang muncul untuk dibahas, hem rasanya tak ingin lepas dan jauh dari azza, aku merasa berat berpisah dengan azza meskipun aku tau kalau esok hari pasti akan bertemu azza lagi, kemudian azza mengantarkan aku ke kost temen nya untuk istirahat, seketika itu kita berpisah untuk istirahat dikost masing- masing.
      Begitu perhatianya azza pada ku sampai- sampai ketika dia sudah sampai kost langsung sms aku, “oppa” biasa azza memanggilku, dalam bahasa mandarin artinya kakak atau kekasih, aku disuruh cepet bobo, karna dia tau kalau aku capek sekali, pagi pagi dia sudah sampai dikost yang saya tempati, dengan membawa pasta gigi, karna dia tau kalau aku dari rumah lupa bawa pasta gigi, trus dia bilang kepada ku “oppa ini aku bawain pasta gigi, oppa ga bawa pasta gigi                   kan ?”
Akupun menjawab : ya za kamu kok tahu kalau aku ga bawa pasta gigi ??
Azza hanya tersenyum manis sambil meliat ke arah wajahku yang masih ngantuk
 ahirnya aku mandi. Setelah aku mandi, kita siap- siap untuk jalan- jalan menyusuri indahnya kota jogja, dalam perjalanan kita memilih masjid bawah tanah untuk kita singgahi dan melihat ornamen- ornamen yang ada dimasjid, setelah merasa puas menyusuri tempat tersebut kita melanjutkan perjalanan menuju tempat lainya, namun dalam perjalanan rasanya ada yang kurang, setelah kita pikir- pikir bersama ternyata kamera kita ketinggalan dikost, rasanya kurang lengkap kalau tidak diabadikan, ahirnya kita putuskan uuntuk kembali dikost, sekalian mandi terus solat ashar, hemmm  waktu sudah menunjukan jam 17:00
aku bertanya kepada azza : za mau kemana alam ini?
Azza pun menjawab : gimana kalau kita malam mingguan di malioboro saja ppa ?
Aku : ohw ya udah, ayo kita berangkat, tanpa basa - basi lagi kita langsung menuju MALIOBORO, rasanya mata ini tidak mau berkedip melihat pakaian – pakaian yang dijual di jalan atraksi perkusi angklung dan lainya, apalagi saya jalan ditemani kekasihku, “azza” yang selama ini menemani hari- hari ku dijogja. Banyak sekali yang membuat aku betah dijogja selain dari wisata dan kulilnernya, jogja termasuk salah satu kota pendidikan dimana disitu banyak sekali universitas yang bertaraf nasional bahkan internasional, namun itu belum seberapa yang paling membuat saya bahagia adalah senyuman azza yang selalu setia menemani diriku, setelah puas menyusuri jalan malioboro rasanya jiwa ini masih belum puas untuk menghabiskan malam minggu ini,
      Namun kaki ini pegel juga kalau jalan kakai terus, ahirnya kita pakai motor dan perlahan mulai meniggalkan malioboro, dalam perjalanan kita melihat indomaret, tiba-tiba azza minta berhenti, aku kaget dan langsung bertanya : ada apa zza ??
Azza : bentar ppa aku mau beli sesuatu.
      Ternyata yang dibeli adalah cornetto, setelah membeli cornetto kita melanjutkan perjalanan, tiba disebuah jembatan yang panjang dan lebar, kita berhenti dan duduk berdua disitu ( pacaran dijembatan asyiiiek ey heheh) sambil menikmati eskrim cornetto tadi, tanpa terasa cornettonya sudah habis dan malam minggu masih panjang terfikir dalam benak azza untuk menuju bukit bintang, suatu tempat yang belum pernah kita ketahui sebelumnya, dengan percaya diri tinggi kita memutuskan untuk pergi kesana, lumayan jauh sih namun terasa dekat jika kita lalui berdua, hem serasa dunia milik berdua.
      Hampir dua hari aku melewati hidup dijogja bersama azza, rasanya sebentar sekali waktu dua hari jika kita lalui berdua, kayak hitungan jam saja rasanya, aku pulang dari bukit bintang sekitar pukul 23: 25 WIB dan sampai kost kira- kira sekitar pukul 00:30 WIB satu ja perjalanan, namun sesampainya dikost kita masih ingin berdua, ahirnya kita memutuskan untuk duduk berduaan dijalan dekat pasar malam dikawasan UGM, obrolan kita pun semakin serius karna esok pagi aku akan pulang dan itu artinya kita akan berpisah, aku tidak kuat bila harus berpisah besok namun apa daya senin sore aku harus balik jakarta bersama bapak ku, begitu juga dengan azza yang tidak mau jauh dari ku, namun itu semua harus terjadi karna sudah saatnya berpisah untuk mengejar cita- cita masing- masing, aku dijakarta dan azza di jogja.
      Minggu paginya sekitar pukul 10:00  aku diantar azza menuju terminal untuk pulang, perjalan selama tiga hari dijogja memang sangat berkesan dan menyenangkan sekali, andai aku bisa menghentikan waktu pasti aku akan menghentikanya dan menghabiskan waktu berdua dengan azza, terimakasih azza kau telah memberi warna dan melukiskan cerita indah meskipun hanya tiga hari saja. Kau adalah gadis yang terbaik yang pernah aku kenal, perhatianmu,  kasih sayangmu bahkan pribadimu semua aku suka dan membuat aku semakin sayang kepadamu.
           
     
                                                                                                Kekasimu yang sayang padamu

                                                                                                            Oppa aziz

Hilangnya Cinta Altaf


Altaf kehilangan cinta
          Sayang dan tragis memang,  namun itulah kenyataan, tidak ada yang bisa menolak kenyataan itu, bahkan altaf sendiripun tak mampu untuk berkehendak apa-apa menghadapi semua ini, bagaimana tidak keindahan yang diharapkan terpaksa sirna.
          “Altaf Satria Maranata” nama panjangnya, cowok yang menjadi dambaan para cewek ini terpaksa murung untuk waktu yang tidak bisa di tentukan lama sebentarnya, “cinta” memang membuat segalanya berubah mulai dari nafsu makan sampai semangat untuk hidup pun musnah, semua gara- gara cinta.
          Konflik yang berkepanjangan membuat “nena” memutuskan untuk “break” dengan altaf, mungkin penyebabnya adalah kurang percayanya nena terhadap altaf yang pernah menghianatinya untuk sementara waktu, memang, jika dipersalahkan, altaf lah yang salah, karna telah menghianati ketulusan yang telah diberikan nena kepadanya. memang jika ditelisik lebih dalam sudah tidak pantas kata “sayang apalagi cinta” keluar dari mulut altaf, mengingat kesalahan yang telah dilakukanya terhadap nena, namun ini persoalan hati yang semuanya berbeda dengan kenyataan dhohiriah, dalam lubuk hati yang paling dalam tersimpan rasa sayang yang besar terhadap nena.
          Altaf pun menyesali perbuatanya, dia merasa sangat berdosa karna menghianati ketulusan nena, selayaknya orang yang berdosa “TAUBAT” adalah satu-satuanya cara untuk menebus dosa, dengan cara tidak akan mengulangi lagi perbuatan yang telah dilakukan “taubatan nashuha” istilah Islamnya, Altaf memang telah berubah dan menyesali perbuatan yang pernah dilakukanya terhadap nena, dan berharap nena mau memaafkan kesalahanya. Benar memang, nena memaafkan Altaf, namun pada ahirnya luka yang ada didalam hati nena, yang dulu pernah digoreskan oleh altaf belum sembuh benar.
          Memang susah mengembalikan gelas yang pernah pecah kembali seperti semula, pasti ada yang retak atau gimana, mungkin inilah perumpamaan hati nena, secara kasat mata hati manusia itu memang lunak tidak seperti batu yang keras, namun didalam keadaan tertentu hati manusia bisa melebihi kerasnya batu.
          Pertaubatan dan penyesalan yang dilakukan Altaf terasa sia sia belaka, dengan keluarnya kata “break” dari mulut nena, namun tidak mengapa bagi Altaf, semuanya itu dilakukan berdasarkan rasa tulus dan ikhlas atas penebusan dosa yang telah dilakukan, dan merupakan balasan dari apa yang telah dilakukanya, teriris memang hati altaf dengan keputusan yang diambil nena, namun apa daya tak ada hak dan kuasa apapun  atas keputusan yang diambil nena, karna sudah sangat tidaak pantas bagi altaf mencampuri urusan nena.
          Rasa sayang dan cinta yang masih tertanam di hati, kini harus di pendam dalam- dalam karna meskipun cinta, meskipun sayang, laki-laki adalah laki-laki tak yang menjaga harga dirinya, tidak mungkin Altaf menjadi pengemis cinta, meminta belas kasihan dan kemurahan hati nena yang talah membeku.
          Altaf ahirnya menyadari siapa dirinya, dia hanyalah seorang lelaki biasa yang tak punya apa apa namun telah lancang menggores hati sang bidadari, Altaf sungguh tidak pantas menaruh rasa sayang lagi, bahkan memanggil nena saja seharusnya tidak pantas.
          Namun sekali lagi ini adalah persoalan hati, meskipun demikian rasa sayang dan cinta Altaf terhadap nena semakin besar saja, namun Altaf membiarkan rasa itu berkembang didalam sanubarinya, tanpa memperdulikan wanita lain, tertutup sudah pintu hatinya, dia sudah bahagia memelihara cintanya terhadap nena, meskipun hanya didalam sanubarinya dan sesekali melampiaskan anganya dengan berhayal.
maaf nena.....!!!!