Selasa, 19 Februari 2013

Hilangnya Cinta Altaf


Altaf kehilangan cinta
          Sayang dan tragis memang,  namun itulah kenyataan, tidak ada yang bisa menolak kenyataan itu, bahkan altaf sendiripun tak mampu untuk berkehendak apa-apa menghadapi semua ini, bagaimana tidak keindahan yang diharapkan terpaksa sirna.
          “Altaf Satria Maranata” nama panjangnya, cowok yang menjadi dambaan para cewek ini terpaksa murung untuk waktu yang tidak bisa di tentukan lama sebentarnya, “cinta” memang membuat segalanya berubah mulai dari nafsu makan sampai semangat untuk hidup pun musnah, semua gara- gara cinta.
          Konflik yang berkepanjangan membuat “nena” memutuskan untuk “break” dengan altaf, mungkin penyebabnya adalah kurang percayanya nena terhadap altaf yang pernah menghianatinya untuk sementara waktu, memang, jika dipersalahkan, altaf lah yang salah, karna telah menghianati ketulusan yang telah diberikan nena kepadanya. memang jika ditelisik lebih dalam sudah tidak pantas kata “sayang apalagi cinta” keluar dari mulut altaf, mengingat kesalahan yang telah dilakukanya terhadap nena, namun ini persoalan hati yang semuanya berbeda dengan kenyataan dhohiriah, dalam lubuk hati yang paling dalam tersimpan rasa sayang yang besar terhadap nena.
          Altaf pun menyesali perbuatanya, dia merasa sangat berdosa karna menghianati ketulusan nena, selayaknya orang yang berdosa “TAUBAT” adalah satu-satuanya cara untuk menebus dosa, dengan cara tidak akan mengulangi lagi perbuatan yang telah dilakukan “taubatan nashuha” istilah Islamnya, Altaf memang telah berubah dan menyesali perbuatan yang pernah dilakukanya terhadap nena, dan berharap nena mau memaafkan kesalahanya. Benar memang, nena memaafkan Altaf, namun pada ahirnya luka yang ada didalam hati nena, yang dulu pernah digoreskan oleh altaf belum sembuh benar.
          Memang susah mengembalikan gelas yang pernah pecah kembali seperti semula, pasti ada yang retak atau gimana, mungkin inilah perumpamaan hati nena, secara kasat mata hati manusia itu memang lunak tidak seperti batu yang keras, namun didalam keadaan tertentu hati manusia bisa melebihi kerasnya batu.
          Pertaubatan dan penyesalan yang dilakukan Altaf terasa sia sia belaka, dengan keluarnya kata “break” dari mulut nena, namun tidak mengapa bagi Altaf, semuanya itu dilakukan berdasarkan rasa tulus dan ikhlas atas penebusan dosa yang telah dilakukan, dan merupakan balasan dari apa yang telah dilakukanya, teriris memang hati altaf dengan keputusan yang diambil nena, namun apa daya tak ada hak dan kuasa apapun  atas keputusan yang diambil nena, karna sudah sangat tidaak pantas bagi altaf mencampuri urusan nena.
          Rasa sayang dan cinta yang masih tertanam di hati, kini harus di pendam dalam- dalam karna meskipun cinta, meskipun sayang, laki-laki adalah laki-laki tak yang menjaga harga dirinya, tidak mungkin Altaf menjadi pengemis cinta, meminta belas kasihan dan kemurahan hati nena yang talah membeku.
          Altaf ahirnya menyadari siapa dirinya, dia hanyalah seorang lelaki biasa yang tak punya apa apa namun telah lancang menggores hati sang bidadari, Altaf sungguh tidak pantas menaruh rasa sayang lagi, bahkan memanggil nena saja seharusnya tidak pantas.
          Namun sekali lagi ini adalah persoalan hati, meskipun demikian rasa sayang dan cinta Altaf terhadap nena semakin besar saja, namun Altaf membiarkan rasa itu berkembang didalam sanubarinya, tanpa memperdulikan wanita lain, tertutup sudah pintu hatinya, dia sudah bahagia memelihara cintanya terhadap nena, meskipun hanya didalam sanubarinya dan sesekali melampiaskan anganya dengan berhayal.
maaf nena.....!!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar