Oleh : Abdul Aziz
“Dari
Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu bahwa ada seorang laki-laki berkata kepada Nabi
Shallallahu 'alaihi wa sallam : “Berilah aku wasiat”. Beliau menjawab, “Engkau
jangan marah!” Orang itu mengulangi permintaannya berulang-ulang, kemudian Nabi
Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: “Engkau jangan marah!” [HR al-Bukhâri]
Dari
Abu Darda', ia berkata : Ada seorang laki-laki berkata kepada Rasulullah SAW,
"Ya Rasulullah, tunjukkanlah kepada saya atas suatu amal yang bisa
memasukkan saya ke surga". Rasulullah SAW bersabda, "Jangan marah,
maka bagimu surga". [HR. Thabarani dalam Al-Ausath no 2353]
Menurut al-Jurjani yang dikutip Yadi Purwanto dan Rachmat
Mulyono, marah adalah perbuatan yang terjadi pada waktu mendidihnya darah di
dalam hati untuk memperoleh kepuasan apa yang terdapat di dalam dada.
Sedangkan Menurut psikologi, terdapat beberapa rumusan
tentang marah, di antaranya: marah yaitu perubahan dalam diri atau emosi yang
dibawa oleh kekuatan dan rasa dendam demi menghilangkan gemuruh di dalam dada,
hingga mereka berkata dalam definisinya: kemarahan yang teramat sangat.
Penelitian dari University of California San Diego tahun 2012 menemukan bahwa
orang-orang yang bisa melepaskan kemarahannya dan memaafkan kesalahan orang
lain cenderung lebih rendah risikonya mengalami lonjakan tekanan darah. Pada
penelitian itu, 200 relawan diminta memikirkan saat temannya menyinggung
perasaan. Separuh relawan diperintahkan untuk berpikir mengapa hal tersebut
bisa membuatnya marah, sedangkan separuh lainnya didorong untuk memaafkan
kesalahan tersebut.
Pada dasarnya manusia sebagai mahluk sosial mempunyai sifat
marah, entah itu diakibatkan gara-gara masalah pribadai atau masalah yang
timbul dari lingkungan sekitar namun bukan berarti kita sebagai manusia bisa
melampiaskan kemarahn kita seenaknya, sebagaimana yang telah dijelaskan diatas
bahwa kita harus menahan amarah kita, kita harus mengontrol amarah kita karena
orang yang hebat adalah orang yang mampu menjaga dan mengontrol amarahnya. Selain
dari itu dengan kita menjaga amarah maka jalan setan untuk masuk dan menghasut
kita untuk melakukan dosa tertutup karena setan tau Salah satu senjata untuk
membinasakan manusia adalah marah. Dengan cara ini, setan bisa dengan sangat
mudah mengendalikan manusia. Karena marah, orang bisa dengan mudah mengucapkan
kalimat kekafiran, menggugat takdir, ngomong jorok, mencaci habis, bahkan
sampai kalimat cerai yang membubarkan rumah tangganya. Di saat itulah, misi
setan untuk merusak menusia tercapai.
Jauh sebelum para peneliti dari barat berbicara tentang
akibat buruk dari marah Rasululloh telah membahasnya 15 abad silam, diantara
akibat marah yang sangat merugikan kita adalah:
1.
Meningkatkan resiko
terserang berbagai macam penyakit
2.
Mempercepat proses penuaan
3.
Mempersingkat usia
4.
Memperenggang hubungan
keluarga
5.
Kemarahan
dapat menyebabkan stres dan ketidakbahagiaan
6.
Detak
jantung yang lebih cepat
Itulah bahaya marah yang harus di waspadai oleh kita semua,
lalu bagaimana cara mengatasinya agar kita terhindar daei efek buruk marah, ada
beberapa hal yang perlu kita ketahui dan kita lakukan diantaranya:
1. segera memohon
perlindungan kepada Allah dari godaan setan, dengan membaca A’udzubillahi mina
syaitoon nirrojim. Karena sumber marah adalah setan, sehingga godaannya bisa
diredam dengan memohon perlindungan kepada Allah.
2. Berwudlu dan sholat
3. Diam
4. Istirahat
5. Ekspresikan
kemarahan kita dengan benar
6. Bersikaplah dewasa
7. Seringlah tertawa
8. Membaca al-Quran
Ini adalah sedikit cara dari banyak cara yang ada yang dapat
kita lakukan agar kita terhindar dari efek buruk marah, namun demikian semua
hal yang terprnting untuk bisa sukses meredam amarah ada dalam diri kita
sendiri, masalahnya kita mau menahan marah apa tidak, kita mau mengontol marah
apa tidak. Semoga kita termasuk orang yang mampu mengontrol amarah kita dan
mendapatkan kebaikan hidup di dunia dan ahirat serta di masukan kedalam
syurganya Allah. Wallahu ‘a’lam Bissawab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar