Jumat, 24 Maret 2017

MELACAK KRITERIA PEMUDA IDEAL DALAM AL-QURAN



Oleh : Abdul Aziz

Kami kisahkan kepadamu (Muhammad) cerita ini dengan benar. Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan Kami tambah pula untuk mereka petunjuk.(QS: al-Kahfi (18): 13)
Berbicara soal pemuda (fata) tentunya berkaitan erat dengan Surat al-Kahfi, dimana dalam surat tersebut berkisah tentang pemuda-pemuda yang teguh mempertahankan keimananya dan ketaqwaanya kepada Allah SWT. dari kediktatoran penguasa saat itu yang ingin membunuhnya karena pemuda-pemuda tersebut tidak mau mengikuti perintah sang raja untuk meninggalkan keimananya. Menurut sebagian pendapat mereka hidup pada masa Raja Diqyanus di Romawi, beberapa ratus tahun sebelum diutusnya Nabi Isa as.
Ada beberapa hal yang perlu kita ketahui dari kisah ashabul kahfi, bahwa kejadian yang di alami oleh Pemuda-Pemuda Gua tersebut adalah sebuah peristiwa besar yang dapat dijadikan Ibrah oleh pemuda-pemuda saat ini. Dimana di era globalisasi ini, pemuda sudah mulai terkikis moral dan akhlaknya dan mulai bergaya ke barat-baratan.
Banyak definisi yang menerangkan siapa itu pemuda diantaranya adalah orang yang berusia antara 15-25 tahun, namun bagaimanakah al-Qur’an mendefinisikan tentang pemuda?, ada beberapa ayat yang menerangkan tentang siapa itu pemuda. Mari kita simak ulasan tentang criteria pemuda yang dijelaskan didalam Qur’an, bagaimana dan seperti apa pemuda itu.
Pemuda Itu?
1.      Memiliki Keimanan Dan Keyakinan
Surah  Yunus (10):83: “Maka tidak ada yang beriman kepada Musa, melainkan pemuda-pemuda dari kaumnya (Musa) dalam Keadaan takut bahwa Fir'aun dan pemuka-pemuka kaumnya akan menyiksa mereka. Sesungguhnya Fir'aun itu berbuat sewenang-wenang di muka bumi. dan Sesungguhnya Dia Termasuk orang-orang yang melampaui batas.”

Ibnu Katsir menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan ذُرِّيَّةٌ pada ayat tersebut adalah para pemuda yang memiliki keimanan dan keyakinan yang teguh terhadap agamanya meskipun berada dibawah ancaman Fir’aun dan para pengikutnya. Keimanan dan keyakinan yang terpatri didalam jiwa tidak akan terkikis meski dihantam ombak yang menggulung.
Namun sekarang kita hidup di zaman globalisasi, dimana akses menuju dunia luar sudah tidak menjadi persoalan lagi dan kebebasan pun didepan mata maka yang menjadi persoalan sudah berubah, bukan lagi penindasan seperti yang dilakukan oleh Fir’aun namun lebih dari itu, ada hal yang perlu diwaspadai yaitu globalisasi. dimana kita harus pandai-pandai memfilter apa saja yang datang dari luar yang mampu merusak keimanan dan keyakinan kita terhadap Tuhan karena kalau kita tidak pandai dalam memfilter apa yang datang dari luar, bisa-bisa keimanan kita bisa berkurang bahkan hilang bagaikan butiran pasir ditiup angin.
2.      Memiliki Rasa Ingin Tahu
Surah Yusuf (12): 36; Dan bersama dengan Dia masuk pula ke dalam penjara dua orang pemuda[754]. berkatalah salah seorang diantara keduanya: "Sesungguhnya aku bermimpi, bahwa aku memeras anggur." dan yang lainnya berkata: "Sesungguhnya aku bermimpi, bahwa aku membawa roti di atas kepalaku, sebahagiannya dimakan burung." berikanlah kepada Kami ta'birnya; Sesungguhnya Kami memandang kamu Termasuk orang-orang yang pandai (mena'birkan mimpi).
Menurut riwayat dua orang pemuda itu adalah pelayan-pelayan raja; seorang pelayan yang mengurusi minuman raja dan yang seorang lagi tukang buat roti.
Ayat ini menggambarkan bahwa salah satu ciri utama seorang pemuda adalah mereka yang memiliki rasa ingin tahu terhadap sebuah informasi. Ketika menemukan atau mengalami sesuatu yang baru, yang belum mereka ketahui, maka seorang pemuda bersegera untuk mencari dan menemukan apa sebenarnya yang terjadi dan apa manfaat atau hikmah dibalik peristiwa atau sesuatu yang ia temukan (alami).
Tubuh yang kuat, semangat yang membara dan pemikiran yang masih fress yang dimiliki oleh pemuda sudah seharusnya digunakan untuk menemukan sesuatu yang baru yang mampu memberi khazanah bagi umat manusia baik dari segi keilmuan, teknologi maupun ekonomi, karena rasa  ingin tahu dapat dengan mudah terealisasikan didalam diri pemuda.

3.      Konsisten
Surah Al Kahfi (18):10; (ingatlah) tatkala Para pemuda itu mencari tempat berlindung ke dalam gua, lalu mereka berdoa: "Wahai Tuhan Kami, berikanlah rahmat kepada Kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi Kami petunjuk yang Lurus dalam urusan Kami (ini)."
Ayat ini menceritakan tentang kisah Ash-habul Kahfi. Mereka rela meninggalkan kampung halamannya, meninggalkan keluarganya, serta teman-temannya demi menyelamatkan keimanan dan aqidah kepada Tuhannya (Allah).
Seorang pemuda hendaknya memiliki sikap konsistensi dalam memegang prinsip-prinsip sesuai dengan ajaran agamanya. Pemuda bukanlah seseorang yang dengan mudah tergiur oleh indahnya godaan dunia yang hanya akan melunturkan aqidah dan keyakinannya terhadap ajaran agamanya.
Godaan selalu datang silih berganti, maka perlu adanya konsitensi dalam menjalankan ajaran agama, di zaman sekarang ini banyak yang mulai tidak konsisten terhadap ajaran agama dikarenakan iming-iming uang dan jabatan, banyak orang tertangkap oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) akibat kasus korupsi yang dilakukanya, dia rela menggadaikan kepercayaan rakyat, dia rela menjual harga diri bangsa hanya karena uang dan jabatan, maka dari itu perlu adanya konsistensi dalam menjalankan ajaran agama agar keyakinan dan aqidah kita tetap terjaga kemurnianya.

4.      Berani Menghadapi Tantangan
Surah Al-Anbiya 21: 60;
Mereka berkata: "Kami dengar ada seorang pemuda yang mencela berhala-berhala ini yang bernama Ibrahim ".
 Sosok pemuda seperti Ibrahim as. yang dengan keberaniannya menghancurkan tradisi penyembahan kepada berhala, yang dengan hidayah Tuhannya dia mendahulukan kecintaan kepada Rabb-nya daripada kecintaannya kepada ayahandanya.
Sifat berani menghadapi tantangan dan rintangan dalam melawan kebatilan adalah ciri utama seorang pemuda yang tergambar dalam ayat ini. Jadi pemuda identik dengan sebagai sosok individu yang berusia produktif dan mempunyai karakter khas yang spesifik yaitu revolusioner, optimis, berpikiran maju, memiliki moralitas, dsb. Kelebihan pemuda yang paling menonjol adalah mau menghadapi perubahan, baik berupa perubahan sosial maupun kultural dengan menjadi pelopor perubahan itu sendiri.
Maka tidak salah jika Bung Karno pernah mengatakan “ beri aku sepuluh pemuda, maka aku akan menguncang dunia”, kaum muda dan perubahan adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan sepanjang sejarah kehidupan manusia, kaum muda adalah kelompok dimana idealisme masih tertanam kokoh, kreativitas tumbuh tiada henti, spirit perubahan terawat subur dan orientasi hidup kepada nilai masih steril dari kepentingan pragmatis sesaat. Wallahu A’lam Bissawab

Tidak ada komentar:

Posting Komentar