Oleh : Abdul Aziz
Kami kisahkan kepadamu (Muhammad) cerita ini dengan benar.
Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan
Kami tambah pula untuk mereka petunjuk.(QS:
al-Kahfi (18): 13)
Berbicara soal
pemuda (fata) tentunya berkaitan erat dengan Surat al-Kahfi, dimana
dalam surat tersebut berkisah tentang pemuda-pemuda yang teguh mempertahankan
keimananya dan ketaqwaanya kepada Allah SWT. dari kediktatoran penguasa saat
itu yang ingin membunuhnya karena pemuda-pemuda tersebut tidak mau mengikuti
perintah sang raja untuk meninggalkan keimananya. Menurut sebagian pendapat
mereka hidup pada masa Raja Diqyanus di Romawi, beberapa ratus tahun sebelum
diutusnya Nabi Isa as.
Ada beberapa hal
yang perlu kita ketahui dari kisah ashabul kahfi, bahwa kejadian yang di alami
oleh Pemuda-Pemuda Gua tersebut adalah sebuah peristiwa besar yang dapat
dijadikan Ibrah oleh pemuda-pemuda saat ini. Dimana di era globalisasi ini,
pemuda sudah mulai terkikis moral dan akhlaknya dan mulai bergaya ke
barat-baratan.
Banyak definisi
yang menerangkan siapa itu pemuda diantaranya adalah orang yang berusia antara
15-25 tahun, namun bagaimanakah al-Qur’an mendefinisikan tentang pemuda?, ada
beberapa ayat yang menerangkan tentang siapa itu pemuda. Mari kita simak ulasan
tentang criteria pemuda yang dijelaskan didalam Qur’an, bagaimana dan seperti
apa pemuda itu.
Pemuda Itu?
1.
Memiliki Keimanan Dan Keyakinan
Surah Yunus (10):83: “Maka tidak ada yang
beriman kepada Musa, melainkan pemuda-pemuda dari kaumnya (Musa) dalam Keadaan
takut bahwa Fir'aun dan pemuka-pemuka kaumnya akan menyiksa mereka.
Sesungguhnya Fir'aun itu berbuat sewenang-wenang di muka bumi. dan Sesungguhnya
Dia Termasuk orang-orang yang melampaui batas.”
Ibnu Katsir menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan ذُرِّيَّةٌ pada ayat tersebut adalah para pemuda yang
memiliki keimanan dan keyakinan yang teguh terhadap agamanya meskipun berada
dibawah ancaman Fir’aun dan para pengikutnya. Keimanan dan keyakinan yang terpatri
didalam jiwa tidak akan terkikis meski dihantam ombak yang menggulung.
Namun sekarang kita hidup di zaman globalisasi, dimana akses menuju
dunia luar sudah tidak menjadi persoalan lagi dan kebebasan pun didepan mata
maka yang menjadi persoalan sudah berubah, bukan lagi penindasan seperti yang
dilakukan oleh Fir’aun namun lebih dari itu, ada hal yang perlu diwaspadai
yaitu globalisasi. dimana kita harus pandai-pandai memfilter apa saja yang
datang dari luar yang mampu merusak keimanan dan keyakinan kita terhadap Tuhan
karena kalau kita tidak pandai dalam memfilter apa yang datang dari luar,
bisa-bisa keimanan kita bisa berkurang bahkan hilang bagaikan butiran pasir
ditiup angin.
2.
Memiliki Rasa Ingin Tahu
Surah Yusuf (12): 36; Dan bersama dengan Dia masuk pula ke dalam
penjara dua orang pemuda[754]. berkatalah salah seorang diantara keduanya:
"Sesungguhnya aku bermimpi, bahwa aku memeras anggur." dan yang
lainnya berkata: "Sesungguhnya aku bermimpi, bahwa aku membawa roti di
atas kepalaku, sebahagiannya dimakan burung." berikanlah kepada Kami
ta'birnya; Sesungguhnya Kami memandang kamu Termasuk orang-orang yang pandai
(mena'birkan mimpi).
Menurut riwayat dua orang pemuda itu adalah pelayan-pelayan raja;
seorang pelayan yang mengurusi minuman raja dan yang seorang lagi tukang buat
roti.
Ayat ini menggambarkan bahwa salah satu ciri utama seorang pemuda
adalah mereka yang memiliki rasa ingin tahu terhadap sebuah informasi. Ketika
menemukan atau mengalami sesuatu yang baru, yang belum mereka ketahui, maka seorang
pemuda bersegera untuk mencari dan menemukan apa sebenarnya yang terjadi dan
apa manfaat atau hikmah dibalik peristiwa atau sesuatu yang ia temukan (alami).
Tubuh yang kuat, semangat yang membara dan pemikiran yang masih
fress yang dimiliki oleh pemuda sudah seharusnya digunakan untuk menemukan
sesuatu yang baru yang mampu memberi khazanah bagi umat manusia baik dari segi
keilmuan, teknologi maupun ekonomi, karena rasa
ingin tahu dapat dengan mudah terealisasikan didalam diri pemuda.
3.
Konsisten
Surah Al Kahfi (18):10; (ingatlah) tatkala Para pemuda itu
mencari tempat berlindung ke dalam gua, lalu mereka berdoa: "Wahai Tuhan
Kami, berikanlah rahmat kepada Kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi Kami
petunjuk yang Lurus dalam urusan Kami (ini)."
Ayat ini menceritakan tentang kisah Ash-habul Kahfi. Mereka rela
meninggalkan kampung halamannya, meninggalkan keluarganya, serta teman-temannya
demi menyelamatkan keimanan dan aqidah kepada Tuhannya (Allah).
Seorang pemuda hendaknya memiliki sikap konsistensi dalam memegang
prinsip-prinsip sesuai dengan ajaran agamanya. Pemuda bukanlah seseorang yang
dengan mudah tergiur oleh indahnya godaan dunia yang hanya akan melunturkan
aqidah dan keyakinannya terhadap ajaran agamanya.
Godaan selalu datang silih berganti, maka perlu adanya konsitensi
dalam menjalankan ajaran agama, di zaman sekarang ini banyak yang mulai tidak
konsisten terhadap ajaran agama dikarenakan iming-iming uang dan jabatan,
banyak orang tertangkap oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) akibat kasus
korupsi yang dilakukanya, dia rela menggadaikan kepercayaan rakyat, dia rela
menjual harga diri bangsa hanya karena uang dan jabatan, maka dari itu perlu
adanya konsistensi dalam menjalankan ajaran agama agar keyakinan dan aqidah
kita tetap terjaga kemurnianya.
4.
Berani
Menghadapi Tantangan
Surah Al-Anbiya 21: 60;
Mereka berkata: "Kami dengar ada seorang pemuda yang mencela
berhala-berhala ini yang bernama Ibrahim ".
Sosok pemuda seperti Ibrahim
as. yang dengan keberaniannya menghancurkan tradisi penyembahan kepada berhala,
yang dengan hidayah Tuhannya dia mendahulukan kecintaan kepada Rabb-nya
daripada kecintaannya kepada ayahandanya.
Sifat berani menghadapi tantangan dan rintangan dalam melawan
kebatilan adalah ciri utama seorang pemuda yang tergambar dalam ayat ini. Jadi
pemuda identik dengan sebagai sosok individu yang berusia produktif dan
mempunyai karakter khas yang spesifik yaitu revolusioner, optimis, berpikiran
maju, memiliki moralitas, dsb. Kelebihan pemuda yang paling menonjol adalah mau
menghadapi perubahan, baik berupa perubahan sosial maupun kultural dengan
menjadi pelopor perubahan itu sendiri.
Maka
tidak salah jika Bung Karno pernah mengatakan “ beri aku sepuluh pemuda,
maka aku akan menguncang dunia”, kaum muda dan perubahan adalah dua hal
yang tidak dapat dipisahkan sepanjang sejarah kehidupan manusia, kaum muda
adalah kelompok dimana idealisme masih tertanam kokoh, kreativitas tumbuh tiada
henti, spirit perubahan terawat subur dan orientasi hidup kepada nilai masih
steril dari kepentingan pragmatis sesaat. Wallahu A’lam Bissawab
Tidak ada komentar:
Posting Komentar