Kamis, 29 November 2012

senyum manis sang sahabat


Senyum manis sang sahabat
            Senyuman manis itu masih membekas dalam sekali dipikiranku saat aku bertemu denganya, entah apa yang menyebabkan hal itu tidak mau hilang dari pikiran ku ini, sudah berulang kali aku mencoba melupakan senyuman manis itu , namun apa daya aku tak kuasa menghilangkanya , semakin kuat aku mencobanya semakin kuat senyuman itu menari- nari dan seakan mengakar dipikiranku, senyuman yang menggoda itu adalah milik “NISA”  gadis yang kecantikanya memang sudah tidak diragukan lagi, tak heran dia menjadi bunga desa disini dan, wajar jikalau kaula muda terpesona denganya.
            Sore itu ketika matahari mulai terbenam, seperti biasanya aku berjalan menuju masjid untuk menjalankan solat magrib, tak sengaja aku melihat “NISA “ sedang duduk – duduk didepan rumah sambil membaca buku, aku tak menduga dan merasa sangat kaget sekali ketika dia menyapaku dengan sapaan khasnya yang lemah lembut dan santai “ hai fahri” terdengar nama ku terucap dari mulutnya.
            aku tercengang dan langsung saja aku menjawab “ hay juga Nisa” sambil memalingkan wajahku ke arahnya sambil tersenyum.
“Bolehkah aku bareng bersamamu ke mesjid” sahut nisa,
 “ ohh iya ayo kita ke mesjid bersama- sama” sahut aku dengan nada sedikit grogi
Nisa : “ ok tunggu bentar ya aku ambil sajadah ma mukena dulu”
            Sementara itu aku menunggu didepan rumahnya sambil melihat taman yang ada didepan rumahnya,  tak lama kemudia Nisa keluar dengan membawa sajadah dan mukena.
Ayo fahri kita ke mesjid bersama.
Ahirnya kita pergi bersama menuju kemesjid.
            Dalam perjalanan itu kami berbincang – bincang ringan seputar kehidupan kita masing- masing tak lama kemudian kita sampai dimesjid dan suara iqomah telah dikumandangkan kami pun segera bergegas menuju barisan untuk berjamaah.
            Setelah selesai solat mahgrib dan isyak kami pun pulang bersama lagi karna sebelumnya Nisa minta untuk pulang bareng karna takut pulang sendirian, ahirnya kita pulang bareng lagi dalam perjalanan pulang ini kami terlibat perbincangan yang agak serius yaitu mengenai masalah pemerosotan moral remaja zaman ssekarang, maklum lah Nisa adalah seorang mahasiswi psykologi jadi sedikit banyak dia tau dan merasa punya beban tersendiri karna ini  merupakan salah satu tanggung jawabnya sebagai calon sarjana psyikologi.
Dia berkata “ sekarang desa kita sudah terkena virus ke barat- baratan ya huh “ sambil mengeluh.
Aku menjawab” ya beginilah Nis , zaman dah mulai berubah dan teknologi juga mulai menunjukan taringnya.
Nisa  “Aku merasa ngeri melihat tingkah pemuda-pemuda didesa kita sekarang ini, yang mulai meniru gaya hidup orang barat yang bebas dan tanpa aturan, aku rindu kehidupan desa ini yang damai asri dan peramah”kini semuanya telah berubah seiring bergantinya waktu.
Bagaimana kita menyikapi hal ini nis????? Tanya ku sambil menoleh ke arah nisa,
            Nisa menjawab dengan santai “ Ya kita coba ja mendekati mereka secara halus, karna mereka sudah mulai kehilangan ideology ketimuran yang ramah dan social terhadap sesame serta sopan dan sarat dengan keindahan.
            Ahirnya kita putuskan untuk bersama- sama mengembalikan keasrian desa kami dengan cara yang telah disampaikan nisa tadi.
            Nisa memang gadis yang cerdas dan peduli terhadap lingkungan,ini semakin membuat aku terkesima saja disamping parasnya yang cantik itu ternyata tersimpan sejuta keindahan yang belum terkuak, mulai muncul dalam hati ini rasa suka terhadap Nisa,
            Namun biarlah perasaan ini berlalu saja karna aku dan dia jauh berbeda dari setrata social dan lainya, menjadi sahabat saja sudah cukup bagiku dan merupakan sebuah kebanggaan tersendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar