Oleh: Abdul Aziz
Dunia saat ini sedang dalam kondisi tidak aman, banyak terjadi
peperangan, baik itu antar Negara, golongan, suku maupun kelompok, sebut saja
pertempuran ISIS dan militer Syiria di timur tengah, Jaringan Santoso dan TNI
di Indonesia dan masih banyak lagi yang lainya yang terjadi dibelahan dunia ini.
Kelompok-kelompok pemberontak ini menjadi sebuah fenomena tersendiri
di berbagai media massa, baik cetak maupun online, hampir setiap hari media
memberitakan terjadinya peperangan yang tidak jarang menimbulkan korban jiwa,
entah itu ibu-ibu ataupun anak-anak, mereka yang tidak berdosa turut merasakan
imbasnya.
Berbagai kejadian kriminalitas, terorisme dan lain- lain, merupakan
representasi dari keadaan dunia saat ini yang sangat mencekam dan tidak aman
bagi kehidupan manusia, bayangkan saja ketika kita berada di timur tengah yang
penuh dengan bom, atau di poso yang penuh dengan tembakan, bagaimana hidup bisa
tenang, tidur bisa nyenyak, kalau selalu dihantui dengan dentuman meriam dan
ledakan bom.
Hal ini menjadi
sebuah Ironi bagi kita, ketika kita mengetahui bahwa pelaku teror dan konflik tersebut
adalah saudara kita sendiri sesama Muslim, entah apa yang menyebabkan mereka
bersikap galak seperti itu, padahal Islam tidak mengajarkan kekerasan dan
kedzaliman, Islam adalah agama yang mengajarkan kedamaian, sebagaimana kita
ketahui bersama bahwa Islam adalah agama rahmatan lil alamin yang tidak
pernah sedikit pun mengajarkan pengikutnya untuk berbuat sesuatu yang bisa
merusak kedamaian orang lain.
Konflik dan terror
yang terjadi belakangan ini, menurut penulis adalah akibat dari paham-paham
keagamaan yang puritan, radikal, fundamentalis yang cenderung literalis -
harfiah sehingga menafsirkan ayat-ayat Quran ataupun hadis- hadis secara galak
seolah-olah tanpa cakupan atau sinaran cinta. Hal inilah kiranya yang perlu di
antisipasi oleh berbagai kalangan baik itu pesantren, Ormas Islam seperti NU
dan Muhammadiyah dan juga pemerintah.
Didalam memahami
teks atau dalil perlu pemahaman yang menyeluruh agar tidak terjadi hal-hal yang
tidak diinginkan, kita ketahui bahwa manusia diberi kelebihan oleh Tuhan yaitu
berupa akal, dengan akal tersebut manusia mampu menganalisa dan memahami
hal-hal disekitarnya, namun jika hanya berlandaskan akal saja itu tidaklah
cukup, karena berpedoman pada akal saja dapat membahayakan sebab bangunan Islam
itu terdiri dari fondasi akal, syariah, ibadah dan prinsip-prinsip moral.
Seluruhnya merupakan hukum-hukum yang berkaitan dengan perilaku yang dibangun diatas
fondasi keyakinan, dalam hal ini bukan berati melarang menggunakan akal, karena
kita mengetahui bahwa al-Quran juga memerintahkan untuk berfikir namun dalam
hal ini lebih menekankan agar menjadikan akal sebagai titik tolak untuk menuju
perilaku yang ideal, baik dalam ibadah, syariah, hukum halal haram, juga
prinsip-prinsip ahlak, amat penting sebab ia merupakan kekuatan untuk
menghalang-halangi hawa nafsu.
Untuk memahami teks atau dalil selain dengan menggunakan akal juga
harus di barengi dengan cinta, hal ini bertujuan agar bisa sampai kepada apa
yang di inginkan dalil tersebut, sebagaimana di ungkapkan oleh Muhammad Said
Ramadhan Al-Buthy dalam bukunya “Kitab Cinta ( Menyelami Bahasa Kasih Sang
Pencipta)” Berpedoman pada akal semata tidak akan melahirkan ketenangan
dalam diri manusia sebab akal hanyalah lampu penerang. Cahaya lampu hanya
berfungsi menerangi. Ia tidak dapat mendorong atau menggerakan sedangkan
berpedoman kepada cinta semata dapat menggerakan atau memotifasi diri, tetapi
tidak bisa sampai kepada kebenaran, dapat menjalankan tetapi tidak sesuai
dengan petunjuk. Dari pernyataan
diatas jelas bahwa untuk bisa memahami teks atau dalil harus di sinergikan
antara akal dan cinta, perlu diketahui disini bahwa “ Cinta “ yang dimaksud
adalah cinta kepada Allah dan Rasul Nya, bukan cinta kepada selainya. Karena
kita tahu bahwa dengan cinta, hal yang awalnya sulit bisa menjadi mudah, yang
awalnya keras bisa menjadi lunak, yang dulunya ekstrem bisa menjadi santai.
Sinarilah setiap aktifitas kita dengan sinaran cinta kepada Allah dan Rasulnya
niscaya akan selamat hidup kita. Wallahu a’lam bissawab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar