Selasa, 15 November 2016

Kajian Kitab Kuning di PCNU Tangsel




NU (Nahdlotul Ulama’) merupakan salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia, yang mempunyai pengaruh besar terhadap pemikiran dan sejarah bangsa ini, pengorbanan NU untuk bangsa ini tidak bisa dipandang sebelah mata, kita ketahui bersama bahwa sejak zaman Hadrotusyaikh K.H. Hasyim As’ary, NU konsisten dalam memperjuangkan bangsa ini, baik dari segi perjuangan melawan penjajah, idiologi, mencerdaskan umat (Pendidikan), dll.
Sebagaimana yang telah dilakukan oleh para pendahulunya yaitu KH. Hasyim ‘As’ary dan para Ulama yang lain dalam mencerdaskan umat yaitu dengan mengajarinya ngaji Kitab Kuning di lingkungan pondok pesantren, maka pengurus PCNU Tangsel juga mengikuti jejak para sesepuhnya yaitu mengadakan kajian kitab kuning, dalam hal ini kitab yang dipakai adalah “Hujjatul Islam Ahlu as-Sunnah Wal Jamaah, karangan Syekh Ali Ma’sum, kitab ini menerangkan tentang Aswaja (Ahlussunnah Wal Jamaah) yang bisa dijadikan pedoman bagi Nahdiyyin dalam kehidupan sehari-hari, tentunya selain Qur’an dan hadist, dalam kitab tersebut juga mengulas tentang bagaimana cara beribadah serta dalil-dalilnya.
Kajian kitab kuning tersebut di pimpin oleh KH. Munhadi Muslih dan diikuti oleh berbagai kader NU mulai dari Banser, IPNU, IPPNU, LAZIS dan yang lain, mereka secara khidmat mengikuti jalanya kajian kitab kuning tersebut, setelah KH. Munhadi Muslih selesai memaparkan sebagian isi dari kitab “Hujjatul Islam Ahlu as-Sunnah Wal Jamaah, kemudian dilanjutkan dengan diskusi bersama seputar hal yang telah di bahas tersebut, pada moment ini  suasana semakin rame, karena audiens saling melontarkan pertanyaan dan sanggahan serta argumenya masing-masing, tentunya berdasarkan referensi dari kitab-kitab yang lain sehingga ketika audiens berbicara tidak hanya asal berbicara tanpa dasar.
Imam Muzahir. MA, (Sekjen PCNU Tangsel), mengatakan, ngaji kitab kuning ini merupakan salah satu progam dari PCNU Tangsel sebagai wujud khidmat terhadap umat, adapun ngaji kitab kuning tersebut rutin digelar pada jum’at malam sabtu ba’da Isya sampai selesai, hal ini bertujuan untuk melestarikan budaya ngaji kitab kuning dan berupaya untuk memasarakatkan kitab kuning dikalangan orang-orang kota yang berada jauh dari lingkukan Pon.Pes. Sehingga mereka tau dunia pesantren itu seperti apa melalui kajian kitab kuning tersebut.
Selanjutanya, H. Muhammad Tohir MA. (Ketua PCNU Tangsel) berharap, semoga progam “Ngaji Kitab Kuning” bisa Istiqomah dan banyak pesertanya, baik itu dari nahdiyin maupun dari kalangan yang lain. Semoga dengan adanya ngaji kitab kuning ini bisa menambah pengetahuan agama dan memperkuat ke NU an kita. Wallahu ‘A’lam Bissawab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar