Selasa, 06 Desember 2016

Meneladani kepemimpinan Khulafaurrasidin ( Cerdas dan Hebatnya Mereka)



Oleh : Abdul Aziz

1.      Abu Bakar
Nama lengkapnya Abdulloh bin Utsman bin Amir bin Ka’ab At-Taimi Al-Qurasyi. Sebelum masuk Islam ia bernama Abdul Ka’bah, lalu Rasulullah memanggilnya Abdullah. Ia digelari Ash-Shidiq (yang membenarkan), biasa dipanggil Abu Bakar. Selain itu ia juga digelari Al-Atiq (yang dibebaskan). Ia lahir di Makkah dua tahun beberapa bulan setelah kelahiran Nabi Muhammad saw. Ia berkulit putih, kurus, matanya cekung, badanya bungkuk, rammbutnya lebat dan suka menyemir rambutnya dengan bahan pewarna al-hina dan katam.[1]
Didalam memimpin Umat setelah rasulullah wafat, ada banyak hal yang telah beliau raih diantaranya adalah memerangi kaum murtadz, banyak wilayah bangsa Arab yang murtad, munculah kemunafikan di madinah dan datanglah utusan yang mengakui kewajiban shalat tetapi menolak membayar zakat ada pula orang yang menolak untuk membayar zakat kepada abu bakar ash-Shidiq[2]. Kholifah Abu Bakar As-Siddiq
Abu Bakar dikenal sebagai salah seorang pemberani yang selalu gagah dimedan pertempuran. Beliau memiliki akhlak yang tinggi dan iman yang sempurna, serta mempunyai karakteristik yang lembut dan tegas.[3]
Pemerintahan Abu Bakar adalah pemerintahan pertama yang mengobarkan peperangan dan memepersenjatai bala tentara untuk membela hak-hak kaum kafir yang lemah. Dalam hal ini Abu Bakar sangat di kenal dengan sebuah ungkapannya sekaligus yang menjadi komitmennya : “Demi Allah jika mereka tidak mau membayar zakat dari harta yang mampu mereka bayar , padahal (dahulu) mereka membayarkannya kepada Rasulullah SAW. Maka niscaya aku akan memerangi mereka.” Abu Bakar yang memulai penakhlukan dan perluasan Islam pada masanya, Islam mampu menakhlukan Persia dan Romawi, bahkan beliau meninggal pada saat perang yarmuk melawan imperium Romawi. Dalam setiap peperangan yang diperintahkan beliau adalah selalu menanamkan nilai-nilai etika yang berdasar al Qur’an dan as sunnah. Beliau mewasiatkan pada kaum Muslimin : “Janganlah sekali-kali membunuh pendeta biarlah mereka melaksanakan peribadatan sesuai keyakinan mereka.
Kekuasaan yang dijalankan pada masa khalifah Abu bakar, sebagaimana pada masa rasulullah, bersifat sentral. Kekuasaan legislative, eksekutif, dan yudikatif terpusat ditangan khalifah.[4] Selain menjalankan roda pemerintahan, khalifah juga menjalankan hukum. Abu bakar selalu mengajak sahabat-sahabatnya untuk bermusyawarah seperti nabi Muhammad dulu.
Dalam menejemen pemerintahan yang terpusat, kekuasaan khalifah dibatasi pada penegakan keadilan diantara manusia, penciptaan stabilitas keamanan, system pertahanan, dan pemilihan pegawaidan pendelegasian tugas diantara sahabat dan kegiatan musyawarah dengan mereka. Khalifah Abu Bakar senantiasa melakukan infestigasi dan pengawasan terhadap kinerja pegawainya. Abu Bakar ash Sidiq juga berperan dalam pelestarian teks-teks tertulis al Quran. Dikatakan bahwa setelah kemenangan yang sangat sulit saat melawan Musailamah dalam perang Ridda, banyak penghafal al Qur’an yang ikut tewas dalam pertempuran.

2.      Umar bin khatab
Nama lengkapnya umar bin al khatab bin nufail bin Abdullah uzza al-Qurasyi, biasa dipanggil abu hafs dan di gelari al faruq(pemisah antara yang haq dan yang batil) ia berwajah tampan, tangan dan kakinya berotot, jenggotnya lebat dan suka menyemirnya dengan bahan pewarna al-hina dan katam, kepala bagian depanya botak, postur tubuhnya tinggi besar, seolah dia sedang mengendarai karena saking tingginya, warna kulitnya coklat kemerah-merahan, tubuhnya tegap dan suaranya lantang. Ia adalah sosok yang terkenal cerdas dan paling keras wataknya di kalangan pemuda Quraisy. Ia pandai membaca dan menulis. Pada masa jahiliyah, ia selalu menjadi utusan, menjadi dua besar dan menjadi kebanggaan kaum Quraisy. Umar masuk Islam pada tahun keenam kenabian, ia berada di urutan ke-40 dari orang-orang yang mula-mula masuk Islam.
Keislaman Umar merupakan bukti dari kecinttan Allah dan pemuliaan Nya terhadap Umar, dimana Allah mengabulkan doa Rasulnya, Ya Allah, Kuatkanlah Islam dengan salah satu dari kedua orang yang Engkau cintai, dengan Abu Jahal atau Umar bin Khatab [5]
Umar adalah seorang yang adil dalam memimpin, dikisahkan pada suatu hari dating menghadap Umar seorang pemuda Qibti (penganut Kristen koptik) dari mesir. Dia mengadu kepada Umar, wahai Amirul Mu’mini, beginilah orang yang melindungkan dirinya kepada engkau.
Umar meminta penjelasan, orang qibti itu kemudian menceritakan penderitaanya, dia telah dianiaya oleh Muhammad, putra Amr bin Ash.  Muhammad telah memukulnya berkali-kali. Adapun sebabnya adalah dalam suatu perlombaan lari, orang qibti tersebut mengalakan Muhammad sehingga dia naik pitam dan mendera punggungnya dengan cambuk seraya berkata, nah terimalah ini, tidak tahukah engkau aku ini anak bangsawan?
Umar kemudian memanggil Amr bin Ash beserta putranya, lalu Umar menyuruh orang qibti itu untuk memukul anak bangsawan tersebut, orang qibti itu lalu menjambuk Muhammad hingga dia kesakitan, setelah orang qibti itu selesai mencambuk kemudian dan ia merasa puas, umar berkata: pulanglah  engkau dengan selamat, sekiranya ada hal-hal yang mengkhawatirkan, tulislah surat kepadaku.[6]

Pemerintahan dibawah kepemimpinan Umar dilandasi prinsip-prinsip musyawarah. Untuk melaksanakan prinsip musyawarah itu dalam pemerintahannya, Umar senantiasa mengumpulkan para sahabat yang terpandang dan utama dalam memutuskan sesuatu bagi kepentingan masyarakat. Karena pemikiran dan pendapat mereka sangat menentukan bagi perkembangan kehidupan kenegaraan dan pemerintahan. Umar menempatkan mereka dalam kedudukan yang lebih tinggi dari semua pejabat negara lainnya. Hal ini tidak lain karena dilandasi rasa tanggung jawab kepada Allah SWT.[7]
Adapun sistem yang beliau terapkan dalam keihidupan sosial kemasyarakatan ialah menerapakan perlunya menghargai hak-hak individu dalam kehidupan masyarakat. Hal itu tampak pada masyarakat yang ditaklukkannya. Beliau memberikan kelonggaran dalam menjalankan ibadah menurut ajaran agamanya masing-masing.
Dalam bidang pemerintahan, kemasyarakatan dan kenegaraan, Umar menyelesaikan tiap permasalahan yang dihadapi tidak cukup dengan pengamatan fisik semata-mata. Semua diselesaikan dengan peelitian yang cermat, teliti dan seksama. Kebijakan ini diberlakukan ke seluruh wilayah yang menjadi tanggung jawab kekhalifaannya.
Setidaknya ada 3 faktor penting yang ikut andil mempengaruhi kebijakan-kebijakan umar dalam bidang hukum yaitu militer, ekonomi dan demografis (multi suku).

a)      Faktor Militer
Penaklukan besar-besaran pada masa pemerintahan Umar adalah fakta yang tak dapat difungkiri. Beliau menaklukan Irak, Syiria, Mesir, Armenia dan daerah-daerah yang ada di bawah kekuasaan Romawi dan Persia.[8] Untuk mewujudkan dan menyiapkan pasukan profesional, Umar menciptakan suatu sistem militer yang tidak pernah dikenal sebelumnya yaitu seluruh personil militer harus terdaptar dalam buku catatan negara dan mendapat tunjangan sesuai dengan pangkatnya. Pembentukan militer secara resmi menuntut untuk melakukan mekanimisme baru yang sesuai dengan aturan-aturan militer.

b)   faktor ekonomi
Dengan semakin luasnya daerah kekuasaan Islam, tentu membawa dampak pada pendapatan negara. Sumber-sumber ekonomi mengalir ke dalam kas negara, mulai dari kharaj (pajak tanah), jizyah (pajak perlindungan), ghanimah (harta rampasan perang), Fai’ (harta peninggalan jahiliyah), tak ketinggalan pula zakat dan harta warisan yang tak terbagi.[9] Penerimaan negara yang semakin bertumpuk, mendorong Umar untuk merevisi kebijakan khalifah sebelumnya (Abu Bakar). Umar menetapkan tunjangan yang berbeda dan bertingkat kepada para rakyat sesuai dengan kedudukan sosial dan kontribusinya terhadap Islam. Padahal sebelumnya, tunjangan diberikan dalam porsi yang sama.

c)    Faktor Demografis
     Faktor ini juga sangat berpengaruh pada kebijakan-kebijakan yang diambil oleh Umar. Jumlah warga Islam non-Arab semakin besar setelah terjadi penaklukan sehingga kelompok sosial dalam komunitas Islam semakin beragam dan kompleks sehingga terjadi asimilasi antara kelompok. Terlebih lagi setelah kota Kufah dijadikan sebagai kota pertemuan antarsuku baik dari utara maupun selatan. Perbauran inilah yang membawa pada perkenalan institusi baru.
     Dari uraian faktor-faktor yang ikut andil mempengaruhi kebijakan-kebijakan Umar di atas, dapat dipahami dan disimpulkan bahwa metodologi Umar dalam menetapkan hukum dipengaruhi oleh dua sikap yaitu beradaptasi dengan kemajuan zaman dengan kreatif dan berorientasi pada sejarah secara kontekstual

Utsman bin Affan
Nama lengkapnya Utsman bin Affan bin Abi Ash bin Umayyah bin Abd Syam bin Abd Manaf, biasa dipanggil Abu Abdillah dan digelari  Dzu An-Nurain (pemilik dua cahaya), ia lahir di Makkah lima tahun setelah kelahiran Rasullulah atau lima tahun setelah peristiwa pasukan gajah menyerang ka’bah.
Ia berwajah tampan, kulitnya halus dan putih, jenggotnya lebat, bagian depan kepalanya botak dan tanganya kekar, ia mengikrarkan diri masuk Islam setelah diajak masuk Islam oleh Abu Bakar Ash-Shidiq[10]
Pada masa Usman bin Affan ia melebarkan daerah penaklukanya ke negeri- negeri baru, diantaranya adalah, pembebeasan Afrika  pada tahun  27 H. pembebeasan Armenia pada tahun 29 H. dan pada masa Utsman dalam menaklukan lawanya dia menggunakan setrategi yang berbeda yaitu penaklukan lewat laut, sebelumnya tidak ada pemimpin pasukan Arab yang memiliki pengalaman melakukan penaklukan daearh melalui laut dan kapal, jika dibandingkan dengan bangsa-bangsa tetangga seperti Persia dan romawi.
Mengenai gaya hidup sendiri, usman adalah sosok yang sederhana (di dalam istana Usman hidup dengan makan roti, air dan berdoa), dan lebih mementingkan kepentingan public.  sebagai orang kaya, ia tidak mengambil gaji tetapi membagikan hibah kepada oran-orang favoritnya dan mengeluarkan banyak uang untuk kepentingan public. Pemerintahanya membangun lebih dari 5000 masjid baru di seluruh kekaisaran.
Di seluruh kekaisaran, usman menunjukan kegeniusanya dalan berbisnis dengan memerintahkan perbaikan yang bermanfaat bagi perdagangan. Kanal-kanal digali, jalan raya dibangun, system irigasi diperbaiki dll.dalam masalah-masalah yang menyangkut moralitas pribadi seperti minum dan seks, kezuhudan Usman membuatnya tidak terjangkau kritik. Jika kesalehan terdiri atas penebusan dosa dan doa, ia tentunya termasuk peringkat teratas diantara sepuluh orang yang paling saleh dizamanya.[11]
Utsman bin Affan adalah orang yang selalu menjaga kehormatan serta kesucian dirinya, mulia dan lurus akhlaknya terkenal dengan kecerdasan dan kebenaran pendapatnya. Dengan karakter beliau, kemakmuran rakyat dapat tercapai baik jasmani maupun rohani.

4.      Kholifah Ali Bin Abi Thalib
Ali bin Abi Thalib sangat memperhatikan keadilan dalam ekonomi, dia sangat serius dalam hal perekonomian. Beliau juga memiliki sikap yang kokoh kuat pendirian dalam membela yang hak, paling teliti pemikirannya dan paling taufik untuk mrnerima hukum yang benar serta pendapat yang betul. Dalam masalah keberanian patut dicontoh dan ditiru oleh setiap pemberani, yakni keberanian untuk membela kebenaran dan agama[12]
Mengenai Keadilan dan kejujuran Ali, Sebenarnya panas dingin itu ada, tapi kekuatan jasmani Ali ra mampu menahan semua. Pernah pula Ali ra menggigil karena dinginnya udara. Meskipun gemetaran, Ali ra hanya mengenakan selimut tipis yang kusut. Haram bin Amarah menceritakan ini. Melihat demikian ketika Haram masuk ke rumah Ali ra, Haram berkata
“Ya…Amirul Mukminin! Bukankah Allah swt menyediakan harta benda untukmu dan keluargamu? Mengapa keadaanmu sampai seperti ini?”
“Demi Allah…! Aku tidak ingin mengambil harta kalian. Selimut ini aku bawa sejak dari Madinah,” jawab Ali ra.[13]
Tidak hanya itu, Ali adalah tokoh yang terkenal, lebih mengedepankan negosiasi atau perundingan dalam arti lebih mementingkan jalan damai ketimbang peperangan, hal ini bisa dilihat dari perundingan yang dilakukan dengan Aisyah ketika akan terjadi perang jamal dan juga negosiasi dengan Muawiyah, meskipun pada ahirnya Ali di curangi dalam negosiasi ini.[14]
Ali juga tidak pernah tergiur sedikitpun oleh urusan-urusan duniawi. Karena terhadap urusan ini, ia telah memutuskan hubungannya dan telah mengucapkan selamat berpisah .[15]


[1] Muhammad Said Mursi (pen. Khoirul Amru Harahap),  Tokoh-Tokoh Besar Islam Sepanjang Sejarah, (Jakarta, Pustaka al-Kautsar, 2012) cet 8, h.5
[2] Abdurrahman Umairah, (Pen. M. Shihabbudin , Salim Basharahil), Tokoh –Tokoh yang di Abadikan Al-Qur’an III (Jakarta, Gema Insani, 2001) h. 34
[3] Laila Mansur, Ajaran dan Teladan Para sufi, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1995), Hal: 38-41
[4]  Badri Yatim. Sejarah Peradaban Islam. (Jakarta. PT RajaGrafindo Persada, 1993.)h.36
[5] Muhammad Said Mursi (pen. Khoirul Amru Harahap),  Tokoh-Tokoh Besar Islam Sepanjang Sejarah,h.11
[6] Rachmat Taufiq Hidayat, 111 Teladan Sang Khalifah: dari Celah-Celah Kehidupan Umar bin Khatab,(Bandung, Mizan, 2000),h. 33
[7] Abbas Mahmud Aqqad, Abqariyah Umar,(Pen. Abdulkadir Mahdamy), Menyusuri Jejak Manusia Pilihan,Umar bin Khattab ,( Solo:Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, 2003), h. 101
[8] Amiur Nuruddin, Ijtihad Umar bin al-Khattab, (Jakarta, Rajawali, 1991) h. 127
[9]   Amir Syarufuddin, Meretas Kebekuan Ijtihad, (Ciputat, Ciputat Press, 2005) h. 145-156
[10] Muhammad Said Mursi (pen. Khoirul Amru Harahap), Tokoh-Tokoh Besar Islam Sepanjang Sejarah,h.16
[11] Tamim Ansary,(Pen.Yuliani Liputo) Dari Puncak Bagdad, Sejarah Dunia versi Islam, (Jakarta, Zaman,2009) h.112
[12]Laila Mansur, Ajaran dan Teladan Para sufi, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1995), Hal: 38-41
[13] Dr. Abbas Mahmud Aqqad, Keagungan ALI bin ABU THALIB. (. Solo.Pustaka Mantiq, 1994), h.17-19.
[14] Tamim Ansary,(Pen.Yuliani Liputo) Dari Puncak Bagdad, Sejarah Dunia versi Islam.h.121
[15] Khalid Muh. Khalid, Mengenal Pola Kepemimpinan Umat dari Karakteristik Penghidup Khalifah Rasulullah. (Bandung,  CV Diponegoro, 1994) h. 467 & 470

Tidak ada komentar:

Posting Komentar