Selasa, 18 Desember 2018

Guru dan Revolusi Industri 4.0



Dunia industri terus mengalami perubahan, sejarah mencatat bahwa perkembangan industri dari awal sampai sekarang sudah mengalami 4 kali perubahan yaitu sejak dimulainya mesin uap dan ini sekaligus menandai dimulainya revolusi industri 1.0. Revolusi Industri 1.0 berlangsung periode antara tahun 1750-1850. Saat itu terjadi perubahan secara besar-besaran di bidang pertanian, manufaktur, pertambangan, transportasi, dan teknologi serta memiliki dampak yang mendalam terhadap kondisi sosial, ekonomi dan budaya di dunia.
Revolusi Industri 2.0, juga dikenal sebagai Revolusi Teknologi adalah sebuah fase pesatnya industrialisasi di akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20. Revolusi Industri 1.0 yang berakhir pertengahan tahun 1800-an, diselingi oleh perlambatan dalam penemuan makro sebelum Revolusi Industri 2.0 muncul tahun 1870. Revolusi industri generasi 2.0 ditandai dengan kemunculan pembangkit tenaga listrik dan motor pembakaran dalam (combustionchamber). Penemuan ini memicu kemunculan pesawat telepon, mobil, pesawat terbang, dll yang mengubah wajah dunia secara signifikan
Kemunculan teknologi digital dan internet menandai dimualinya Revolusi Industri 3.0. Ruang dan waktu semakin terkompresi. Dan, ini memuncak pada revolusi tahap 3.0, yakni revolusi digital. Waktu dan ruang tidak lagi berjarak. Revolusi kedua dengan hadirnya mobil membuat waktu dan jarak makin dekat. Revolusi 3.0 menyatukan keduanya. Sebab itu, era digital sekarang mengusung sisi kekinian (real time).
Dunia yang telah memasuki era revolusi industri 4.0 nampaknya bukan lagi isapan jempol belaka. Berbagai teknologi yang menjadi tanda dimulainya revolusi industri 4.0, sudah mulai diterapkan di berbagai lini. Salah satunya artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan yang semakin berkembang saat ini. Bukan hanya untuk industri, AI juga dikembangkan untuk mempermudah kehidupan manusia di aspek lainnya (Kompas.com - 03/10/2018).
Lalu Pada revolusi industri generasi 4.0, manusia telah menemukan pola baru ketika disruptif teknologi (disruptivetechnology) hadir begitu cepat dan mengancam keberadaan perusahaan-perusahaan incumbent. Sejarah telah mencatat bahwa revolusi industri telah banyak menelan korban dengan matinya perusahaan-perusahaan raksasa.
Jika kita amati mulai dari revolusi 1.0-4.0 semuanya membawa perubahan yang sangat signifikan bagi kemudahan hidup manusia, namun dibalik itu, revolusi juga memberikan dampak negatif bagi manusia yaitu tergantikanya tenaga manusia oleh mesin.
Lantas apakah revolusi 4.0 berdampak juga bagi guru? Secara sederhana, revolusi industri memberi kemudahan bagi guru dalam menjalankan tugasnya sebagai seorang pendidik, yaitu dengan kemudahan yang diberikan teknologi kepadanya dalam menyampaikan pelajaran sehingga proses belajar mengajar menjadi lebih mudah dan efektif.
Hadirnya internet dalam dunia pendidikan sangat memberikan efek yang luar biasa bagi guru dan anak didik, dalam mengerjakan tugas, pr dan lain sebagainya menjadi lebih mudah, ini adalah salah satu kemudahan yang ditawarkan oleh kedatangan revolusi 4.0.
Setelah membahas keuntungan dengan hadirnya revolusi 1.0-4.0, kita juga harus mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan terburuk yang ditimbulkan olehnya, seperti kita ketahui bersama bahwa banyak sekali pengangguran yang ditimbulkan dengan hadirnya mesin uap pada revolusi 1.0 dan begitu juga pada revolusi 2.0 dengan adanya tenaga motor dan listrik dan di revolusi 3.0 dengan internetnya, tentunya banyak sekali dampak yang ditimbulkan olehnya salah satunya pengangguran.
Nah, pada revolusi 4.0 yang katanya lebih ganas dari revolusi sebelumnya apakah guru yang notabene seorang yang berkecimpung di dunia pendidikan akan tergerus dan tersisihkan dengan hadirnya kecanggihan teknologi dan kecerdasan buatan?
Jika menilik kebelakang, posisi guru sangatlah penting bagi anak didiknya, guru menjadi panutan, sosok yang disegani dan juga sebagai sumber ilmu, namun sekarang , posisi itu sedikit bergeser yaitu anak didik bisa menjadikan internet untuk menambah wawasan dan ilmunya, tidak lagi bergantung pada guru sebagai sosok yang serba bisa.
Era revolusi industri 4.0 menitik beratkan pada pergeseran dunia ke arah digital. Era ini juga akan mendisrupsi berbagai aktivitas manusia, termasuk di dalamnya bidang ilmu pengetahuan dan teknologi serta pendidikan.
Namun, tantangan selanjutnya ada pada kemampuan sumber daya manusia untuk menjadi pemain utama atau menjadi pemain figuran, menjadi produsen atau lagi-lagi menjadi konsumen, menjadi pelaku atau hanya sebagai penonton saja. Selamat menikmati era industry 4.0 yang penuh tantangan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar