pemuda
A s h a b u l K a h f i a d a l a h n a m a sekelompok orang
beriman yang hidup pada masa Raja Diqyanus di Romawi, beberapa ratus tahun
sebelum diutusnya nabi Isa AS. Mereka hidup di tengah masyarakat penyembah
berhala dengan seorang raja yang dzalim. Ketika sang raja mengetahui ada
sekelompok orang yang tidak menyembah berhala, maka sang raja marah lalu
memanggil mereka dan memerintahkan mereka untuk mengikuti kepercayaan sang
raja. Tapi Ashabul Kahfi menolak dan lari, dikejarlah mereka untuk dibunuh.
Ketika mereka lari dari kejaran pasukan raja, sampailah mereka di mulut sebuah
gua yang kemudian dipakai tempat persembunyian. Dengan izin Allah mereka
kemudian ditidurkan selama 309 tahun di dalam gua, d a n d i b a n g k i t k a
n ke m b a l i ke t i k a masyarakat dan raja mereka sudah berganti menjadi
masyarakat dan raja yang beriman kepada Allah SWT (Ibnu Katsir; Tafsir al-
Quran al-'Adzim; jilid:3 ; hal.67-71).
Sinopsis
Wajah Pemuda Sekarang.
Ini Ada sebuah anekdot tentang
perbedaan pemuda dulu dan pemuda sekarang ini, kalau pemuda dulu “ Sinopsis
wajah pemuda Indonesia masa sekarang ini dapat tergambar dari potret para
pemuda dan mahasiswa masa kini. Eksistensi, kemampuan, kiprah dan peran pemuda
sangat menentukan masa depan bangsa. Di masa lalu, eksistensi pemuda sangatlah
ditentukan oleh kepiawaian dan kekuatan para pemuda dalam menopang beban bangsa
ini. Sungguh sebuah posisi strategis bagi para pemuda dalam arus sejarah
bangsa. Namun, apakah potret pemuda masa kini telah mencerminkan sosok pelaku
sejarah Indonesia masa silam? Lihat potret sebagian kalangan pemuda dan
mahasiswa sekarang ini, yang seakan mengalami stagnisasi nasionalisme.
Bayangkan, di saat h a k - h a k r a k y a t I n d o n e s i a b e l u m
sepenuhnya diperoleh, sikap hedonis para elite negara, atau bahkan sikap
survive p e m e r i n t a h d a l a m m e n g h a d a p i
permasalahan-permasalahan bangsa, sebagian mahasiswa seakan hanya bisa diam.
Setengah dari para mahasiswa Indonesia, lebih memilih diam, merasa tega melihat
kondisi rakyat yang menderita. Setiap harinya, mereka disibukkan oleh rutinitas
kampus.
Mulai dari membuat makalah,
berdiskusi di kelas, kemudian kembali ke tempat asalnya, kos. Atau bahkan, area
hotspot yang banyak terdapat-dapat di ruang public hingga di areaarena warung
kuphi yang ditunjang dengan berbagai fasilitas memadai, membuat para mahasiswa
tergiur untuk “nongkrong” bersama teman-temannya, melupakan essensi
perkuliahannya. Ironisnya, ternyata aktivitas kuliah mereka hanya berlandaskan
keinginan agar terbebas dari tanggung jawab saja, tanpa mengeksplor manfaat
yang telah diperoleh. Berbagai tugaspun hanya dijadikan kewajiban dan beban
semata. Jika demikia, lalu kontribusi apakah yang dapat mereka sumbangkan untuk
bangsa ini, sedangkan rakyat Indonesia masih menaruh harapan besar kepada para
mahasiswa itu? Jelas, pemandangan seperti itu tidak mencitrakan sosok pemuda
Indonesia yang sebenarnya. Berbeda dengan sosok pemuda masa lalu yang menjadi
penopang kelanjutan eksistensi bangsanya. Pemuda yang berani mengubur sifat
hedonisnya demi memperjuangkan nama baik bangsa. Pemuda skeptis yang sadar akan
peran dan fungsi dirinya terhadap bangsa. Te r i n g a t s e b u a h h i p o t
e s a ya n g ditelontarkan oleh seorang ustadz, “Pemuda atau pemudi sekarang
ini dengan Rp 25.000 sudah bisa diajak jalan-jalan walaupun bukan muhrimnya”.
Sebuah ironi yang sangat memilukan.
Bagaimana
Karakterisitik Pemuda Islam yang Diharapkan?
Pemuda adalah sosok yang menjadi
harapan bagi kedua orang tuanya, bangsa dan agama dalam hal ini Islam. Bagi
suatu organisasi perjuangan Islam seperti HAMAS dan Jihad Islam pemuda adalah
harapan untuk meneruskan perjuangan. Dalam suatu hadits Nabi pernah bersabda
sebagai berikut: “Tidak akan beranjak kaki anak Adam pada hari kiamat dari sisi
Tuhannya sampai ditanya tentang 5 perkara: tentang umurnya dihabiskan dimana,
tentang masa mudanya dihabiskan untuk apa, tentang hartanya dari mana dia
dapatkan dan kemana dibelanjakan dan tentang ilmunya diamalkan untuk apa” (H.R.
At Tirmidzi). Dari hadits ini menunjukkan bahwa masa muda adalah salah satu k e
n i k m a t a n y a n g a k a n d i m i n t a pertanggungjawabannya oleh Allah
swt.
Pemuda dengan fisik yang masih sehat
dan kuat serta penuh semangat, daya pikir yang masih segar sehingga dapat
menimba i l m u d a n ke t e ra m p i l a n s e b a nya k - banyaknya, mau
menerima pemikiran dan ide baru sehingga para pemuda selalu menjadi pelopor
dalam berbagai hal. Dibanding generasi tua yang meskipun dari segi fisik sudah
banyak berkurang namun generasi tua lebih menang pengalaman sehingga dalam
melakukan tindakan lebih cenderung berhati-hati dan penuh perhitungan, puas
dengan pemikiran pada zamannya dan cenderung melihat segala hal pada zamannya
lebih baik daripada jaman generasi selanjutnya. Sehingga tidak heran hal inilah
yang menjadi pertentangan antara para pemuda dengan generasi tua.
Bagaimanapun juga para pemuda selalu
menjadi pelopor terutama dalam sejarah Islam baik di masa lampau maupun di masa
depan. Seperti kisah Ashabul Kahfi yang masih tetap istiqamah walaupun dikejar
dan mau dibunuh oleh rajanya yang kafir, sejarah Nabi Ibrahim saat remaja yang
dengan berani menegur dan memperingatkan ayahnya yang menyembah berhala
demikian pula Nabi Ibrahim yang saat itu muda berani memperingatkan raja Namrud
meskipun ia harus menghadapi kemurkaan raja Namrud.
Juga kita bisa lihat bagaimana
perjuangan Nabi Muhammad dalam menegakkan Islam yang mendapat dukungan dari
kalangan pemuda Arab saat itu yang mendapat bimbingan serta pengarahan dari
Rasul sendiri yang kelak dikemudian hari para pemuda tersebut menjadi tokoh
besar dalam sejarah Islam seperti: Ali bin Abi Thalib, Umar bin Khatab,
Abdullah bin Abbas, Abdullah bin Umar, Muadz bin Jabal, Zaid bin Tsabit & K
h a l i d b i n W a l i d . Demikan pula dengan saat ini, di mana tantangan
bagi para pemuda saat ini jauh lebih besar dan lebih kompleks daripada zaman
Rasul, mulai dari masalah lemahnya SDM khususnya lemahnya pemahaman akan I s l
a m , k e m i s k i n a n , s a m p a i p a d a bermunculannya berbagai isme
modern seperti demokrasi, kapitalisme, liberalisme, sekulerisme, atheisme dan
sebagainya. Para pemuda Islam harus membentengi diri dan mempertebal
keimanannya untuk mengantisipasi terhadap berbagai hal yang dapat meracuni
keimanannya. Meskipun demikian tidak sedikit para pemuda Islam yang sadar dan
bangkit untuk membela agamanya dari berbagai serbuan pemikiran modern
tersebut.
Sebagaimana dikatakan dalam Al
Qur'an sebagai berikut: “Jika kamu menolong agama Allah niscaya Allah akan
menolongmu dan meneguhkan pendirianmu” (Q.S. Muhammad: 7). Seperti Hasan al
Banna seorang pemuda pelopor pergerakan Islam modern dengan mendirikan
organisasi Ikhwanul Muslimin di Mesir. Hasan al Banna pernah berkata bahwa
perbaikan suatu umat tidak akan berhasil tanpa perbaikan pada setiap individu
dalam hal ini pemudanya. Kemudian beliau syahid pada usia yang cukup muda 42
tahun. Kemudian ada Adnan Oktar seorang pemuda Muslim dengan nama pena Harun
Yahya dengan argumentasi yang tepat dan i l m i a h , i a b e r h a s i l m e m
b o n g k a r kebohongan teori evolusi yang bertujuan membelokkan pemikiran
manusia agar jauh dari Sang Maha Pencipta.
Demikian pula kita lihat bagaimana
peranan para pemuda Islam baik di Palestina, Afganistan, Moro (Filipina),
Khasmir yang mempelopori perlawanan terhadap para penjajah dengan berpegangan
pada Islam para pemuda tersebut berjihad membela agamaNya Allah. Demikianlah
peran pemuda yang selalu menjadi pelopor dalam segala hal terutama Para pemuda
harus mendapat pengarahan yang positif dan berupaya membentengi diri dari
segala serbuan ismeisme modern yang akan menjauhkan para pemuda dari Islam
bahkan tidak mengakui keberadaan Allah swt. Hanya para pemuda y a n g m e r u p
a k a n h a r a p a n u n t u k m e l a n j u t k a n p e r j u a n g a n d a l
a m menegakkan hukum-hukum Allah di muka bumi. (Penulis adalah Alumni Bakti
Pemuda Antar Provinsi (BPAP)
Xxxxxx
Tidak ada komentar:
Posting Komentar