Kamis, 31 Januari 2013


pemuda
A s h a b u l K a h f i a d a l a h n a m a sekelompok orang beriman yang hidup pada masa Raja Diqyanus di Romawi, beberapa ratus tahun sebelum diutusnya nabi Isa AS. Mereka hidup di tengah masyarakat penyembah berhala dengan seorang raja yang dzalim. Ketika sang raja mengetahui ada sekelompok orang yang tidak menyembah berhala, maka sang raja marah lalu memanggil mereka dan memerintahkan mereka untuk mengikuti kepercayaan sang raja. Tapi Ashabul Kahfi menolak dan lari, dikejarlah mereka untuk dibunuh. Ketika mereka lari dari kejaran pasukan raja, sampailah mereka di mulut sebuah gua yang kemudian dipakai tempat persembunyian. Dengan izin Allah mereka kemudian ditidurkan selama 309 tahun di dalam gua, d a n d i b a n g k i t k a n ke m b a l i ke t i k a masyarakat dan raja mereka sudah berganti menjadi masyarakat dan raja yang beriman kepada Allah SWT (Ibnu Katsir; Tafsir al- Quran al-'Adzim; jilid:3 ; hal.67-71). 

Sinopsis Wajah Pemuda Sekarang.
Ini Ada sebuah anekdot tentang perbedaan pemuda dulu dan pemuda sekarang ini, kalau pemuda dulu “ Sinopsis wajah pemuda Indonesia masa sekarang ini dapat tergambar dari potret para pemuda dan mahasiswa masa kini. Eksistensi, kemampuan, kiprah dan peran pemuda sangat menentukan masa depan bangsa. Di masa lalu, eksistensi pemuda sangatlah ditentukan oleh kepiawaian dan kekuatan para pemuda dalam menopang beban bangsa ini. Sungguh sebuah posisi strategis bagi para pemuda dalam arus sejarah bangsa. Namun, apakah potret pemuda masa kini telah mencerminkan sosok pelaku sejarah Indonesia masa silam? Lihat potret sebagian kalangan pemuda dan mahasiswa sekarang ini, yang seakan mengalami stagnisasi nasionalisme. Bayangkan, di saat h a k - h a k r a k y a t I n d o n e s i a b e l u m sepenuhnya diperoleh, sikap hedonis para elite negara, atau bahkan sikap survive p e m e r i n t a h d a l a m m e n g h a d a p i permasalahan-permasalahan bangsa, sebagian mahasiswa seakan hanya bisa diam. Setengah dari para mahasiswa Indonesia, lebih memilih diam, merasa tega melihat kondisi rakyat yang menderita. Setiap harinya, mereka disibukkan oleh rutinitas kampus.
Mulai dari membuat makalah, berdiskusi di kelas, kemudian kembali ke tempat asalnya, kos. Atau bahkan, area hotspot yang banyak terdapat-dapat di ruang public hingga di areaarena warung kuphi yang ditunjang dengan berbagai fasilitas memadai, membuat para mahasiswa tergiur untuk “nongkrong” bersama teman-temannya, melupakan essensi perkuliahannya. Ironisnya, ternyata aktivitas kuliah mereka hanya berlandaskan keinginan agar terbebas dari tanggung jawab saja, tanpa mengeksplor manfaat yang telah diperoleh. Berbagai tugaspun hanya dijadikan kewajiban dan beban semata. Jika demikia, lalu kontribusi apakah yang dapat mereka sumbangkan untuk bangsa ini, sedangkan rakyat Indonesia masih menaruh harapan besar kepada para mahasiswa itu? Jelas, pemandangan seperti itu tidak mencitrakan sosok pemuda Indonesia yang sebenarnya. Berbeda dengan sosok pemuda masa lalu yang menjadi penopang kelanjutan eksistensi bangsanya. Pemuda yang berani mengubur sifat hedonisnya demi memperjuangkan nama baik bangsa. Pemuda skeptis yang sadar akan peran dan fungsi dirinya terhadap bangsa. Te r i n g a t s e b u a h h i p o t e s a ya n g ditelontarkan oleh seorang ustadz, “Pemuda atau pemudi sekarang ini dengan Rp 25.000 sudah bisa diajak jalan-jalan walaupun bukan muhrimnya”. Sebuah ironi yang sangat memilukan. 

Bagaimana Karakterisitik Pemuda Islam yang Diharapkan?
Pemuda adalah sosok yang menjadi harapan bagi kedua orang tuanya, bangsa dan agama dalam hal ini Islam. Bagi suatu organisasi perjuangan Islam seperti HAMAS dan Jihad Islam pemuda adalah harapan untuk meneruskan perjuangan. Dalam suatu hadits Nabi pernah bersabda sebagai berikut: “Tidak akan beranjak kaki anak Adam pada hari kiamat dari sisi Tuhannya sampai ditanya tentang 5 perkara: tentang umurnya dihabiskan dimana, tentang masa mudanya dihabiskan untuk apa, tentang hartanya dari mana dia dapatkan dan kemana dibelanjakan dan tentang ilmunya diamalkan untuk apa” (H.R. At Tirmidzi). Dari hadits ini menunjukkan bahwa masa muda adalah salah satu k e n i k m a t a n y a n g a k a n d i m i n t a pertanggungjawabannya oleh Allah swt. 

Pemuda dengan fisik yang masih sehat dan kuat serta penuh semangat, daya pikir yang masih segar sehingga dapat menimba i l m u d a n ke t e ra m p i l a n s e b a nya k - banyaknya, mau menerima pemikiran dan ide baru sehingga para pemuda selalu menjadi pelopor dalam berbagai hal. Dibanding generasi tua yang meskipun dari segi fisik sudah banyak berkurang namun generasi tua lebih menang pengalaman sehingga dalam melakukan tindakan lebih cenderung berhati-hati dan penuh perhitungan, puas dengan pemikiran pada zamannya dan cenderung melihat segala hal pada zamannya lebih baik daripada jaman generasi selanjutnya. Sehingga tidak heran hal inilah yang menjadi pertentangan antara para pemuda dengan generasi tua. 

Bagaimanapun juga para pemuda selalu menjadi pelopor terutama dalam sejarah Islam baik di masa lampau maupun di masa depan. Seperti kisah Ashabul Kahfi yang masih tetap istiqamah walaupun dikejar dan mau dibunuh oleh rajanya yang kafir, sejarah Nabi Ibrahim saat remaja yang dengan berani menegur dan memperingatkan ayahnya yang menyembah berhala demikian pula Nabi Ibrahim yang saat itu muda berani memperingatkan raja Namrud meskipun ia harus menghadapi kemurkaan raja Namrud. 

Juga kita bisa lihat bagaimana perjuangan Nabi Muhammad dalam menegakkan Islam yang mendapat dukungan dari kalangan pemuda Arab saat itu yang mendapat bimbingan serta pengarahan dari Rasul sendiri yang kelak dikemudian hari para pemuda tersebut menjadi tokoh besar dalam sejarah Islam seperti: Ali bin Abi Thalib, Umar bin Khatab, Abdullah bin Abbas, Abdullah bin Umar, Muadz bin Jabal, Zaid bin Tsabit & K h a l i d b i n W a l i d . Demikan pula dengan saat ini, di mana tantangan bagi para pemuda saat ini jauh lebih besar dan lebih kompleks daripada zaman Rasul, mulai dari masalah lemahnya SDM khususnya lemahnya pemahaman akan I s l a m , k e m i s k i n a n , s a m p a i p a d a bermunculannya berbagai isme modern seperti demokrasi, kapitalisme, liberalisme, sekulerisme, atheisme dan sebagainya. Para pemuda Islam harus membentengi diri dan mempertebal keimanannya untuk mengantisipasi terhadap berbagai hal yang dapat meracuni keimanannya. Meskipun demikian tidak sedikit para pemuda Islam yang sadar dan bangkit untuk membela agamanya dari berbagai serbuan pemikiran modern tersebut. 

Sebagaimana dikatakan dalam Al Qur'an sebagai berikut: “Jika kamu menolong agama Allah niscaya Allah akan menolongmu dan meneguhkan pendirianmu” (Q.S. Muhammad: 7). Seperti Hasan al Banna seorang pemuda pelopor pergerakan Islam modern dengan mendirikan organisasi Ikhwanul Muslimin di Mesir. Hasan al Banna pernah berkata bahwa perbaikan suatu umat tidak akan berhasil tanpa perbaikan pada setiap individu dalam hal ini pemudanya. Kemudian beliau syahid pada usia yang cukup muda 42 tahun. Kemudian ada Adnan Oktar seorang pemuda Muslim dengan nama pena Harun Yahya dengan argumentasi yang tepat dan i l m i a h , i a b e r h a s i l m e m b o n g k a r kebohongan teori evolusi yang bertujuan membelokkan pemikiran manusia agar jauh dari Sang Maha Pencipta. 

Demikian pula kita lihat bagaimana peranan para pemuda Islam baik di Palestina, Afganistan, Moro (Filipina), Khasmir yang mempelopori perlawanan terhadap para penjajah dengan berpegangan pada Islam para pemuda tersebut berjihad membela agamaNya Allah. Demikianlah peran pemuda yang selalu menjadi pelopor dalam segala hal terutama Para pemuda harus mendapat pengarahan yang positif dan berupaya membentengi diri dari segala serbuan ismeisme modern yang akan menjauhkan para pemuda dari Islam bahkan tidak mengakui keberadaan Allah swt. Hanya para pemuda y a n g m e r u p a k a n h a r a p a n u n t u k m e l a n j u t k a n p e r j u a n g a n d a l a m menegakkan hukum-hukum Allah di muka bumi. (Penulis adalah Alumni Bakti Pemuda Antar Provinsi (BPAP)
Xxxxxx

Tidak ada komentar:

Posting Komentar