Senin, 14 Maret 2016

Aku Dekat Engkau Dekat

Oleh : Abdul Aziz

            Manusia, sebagaimana di jelaskan di dalam al-Quran adalah makluk yang sempurna di banding mahluk ciptaan Tuhan yang lain sebagaimana Firman Allah:
 ôs)s9 $uZø)n=y{ z`»|¡SM}$# þÎû Ç`|¡ômr& 5OƒÈqø)s? ÇÍÈ    
Artinya: Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.
Masih ingatkah kita terhadap perintah Allah yang menyuruh Jin dan Malaikat untuk bersujud kepada Nabi Adam as. Hal ini menunjukan bahwa manusia lebih utama dari pada jin dan malaikat namun demikian tidak bisa di pungkiri bahwa Manusia merupakan mahluk yang mulia diantara mahluk Allah yang lainya, namun  di lain pihak manusia adalah mahluk sosial, yang membutuhkan bantuan  terhadap sesamanya untuk tetap hidup dan eksis.
            Di dalam mengarungi kehidupan yang fana ini, manusia harus mempunya pegangan dan sandaran yang kokoh, karena godaan syaitan amatlah kuat, dia datang dari segala penjuru, depan belakang dan kiri kanan, dia membisikan kemaksiatan ditelinga kita, membungkus perbuatan dosa menjadi hal yang biasa, maka dari itu berpegang teguhlah kepada Allah dan berlindunglah kepadanya dari godaan syaiton yang terkutuk.
            Allah senantiasa bersama kita, bahkan di dalam al-Quran dikatakan bahwa Allah itu lebih dekat dari pada urat nadi kamu(QS: Qof 50: 16)
 ôs)s9ur $uZø)n=yz z`»|¡SM}$# ÞOn=÷ètRur $tB â¨Èqóuqè? ¾ÏmÎ/ ¼çmÝ¡øÿtR ( ß`øtwUur Ü>tø%r& Ïmøs9Î) ô`ÏB È@ö7ym σÍuqø9$# ÇÊÏÈ    
Artinya: “Dan Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya”
Namun manusai itu sendiri yang menjadikan Allah jauh, padahal sesungguhnya Allah itu selau menyertai dan bersama kita, ketika kita tidak mengingatnya dan tidak melakukan perintahnya secara tidak langsung kita telah menjauhkan Allah dari diri kita, bukan Allah yang menjauhi kita namun kitalah yang menjauhinya.
            Syariat merupakan cara untuk mendekatkan diri kepada Tuhan, Syariat (jalan) mirip dengan Thariqoh namun bedanya jika syariat berdimensi lahiriah sedangkan thoriqoh berdimensi batiniah, syariat setiap orang untuk menghampiri atau mendekati Tuhan bisa saja berbeda beda hal ini senada dengan firman Allah QS al-Maidah (5): 48) “kepada masing-masing kami jadikan (Berikan) jalan atau cara” , ahli tafsir generasi pasca sahabat mengatakan bahwa “ Agama adalah satu, tetapi syariatnya berbeda-beda”. Hal ini menunjukan bahwa jalan menuju Tuhan bermacam-macam, tujuanya adalah untuk memudahkan kita dalam mendekati Tuhan, sebagaimana ungkapan  bagawad gita “ Kita bisa mendaki gunung melalui jalan pendakian yang berbeda-beda, tetapi pemandangan puncak akan tetap sama”.
Sering kali kita melihat orang melakukan maksiat, melakukan kejahatan dan lainsebagainya karena dia jauh dari Tuhan, karena dia merasa tidak di awasi oleh Tuhan, karena dia tertutup dan terbujuk oleh rayuan syaiton, andai saja orang tersebut selalu mengingat dan mendekatkan diri kepada Tuhan maka niscaya tidak akan terjadi yang namanya kejahatan dan kemaksiatan karena dirinya selalu bersama Tuhan, karena dia takut akan siksa Tuhan dan merasa di awasi oleh Tuhan. Maka dari itu ingatlah Tuhan kapanpun dan dimana pun karena jika kamu mengingat Tuhan maka Tuhan juga akan mengingatmu, sebagaimana Firman Allah( QS: al-Baqoroh(2): 152)
 þÎTrãä.øŒ$$sù öNä.öä.øŒr& (#rãà6ô©$#ur Í< Ÿwur Èbrãàÿõ3s? ÇÊÎËÈ  
Artinya: Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya aku ingat (pula) kepadamu dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku.
Ketenangan dan kebahagian setiap orang adalah ketika orang tersebut dekat kepada Tuhanya, ketika orang tersebut bersimpuh di hadapan Tuhanya, tentu kita mengetahui, banyak orang kaya yang bergelimang harta namun pada kenyataanya dia tidak pernah merasakan bahagia karena dia jauh dari Tuhan namun sebaliknya ada orang yang  miskin yang kelihatanya dia menderita namun pada kenyataanya dia amat bahagia karena selalu bersama Tuhan, karena setiap hembus nafasnya selalu mengingat Tuhan,  masihkan kau menjauhi Tuhan dan mencari kebahagian dari selain Tuhan? Semakin kau mendekati Tuhan maka dia juga akan mendekati mu. Semakin kau mencintai Tuhan maka dia juga akan mencintai kamu. Wallahu a’lam Bissawab



Secangkir Kenikmatan dari Kopi RaPOPO

Tentu kita masih ingat tragedy lamborgini menabrak orang yang sedang ngopi di warung pinggir jalan di Surabaya, tragedy Jessica dan sianidanya, starbuck dengan Bom sarinahnya, secara kebetulan atau tidak, kejadian-kejadian tersebut berkaitan dengan coffe, hal ini bukan berarti meminum coffe itu berbahaya loh ya !!!
Coffe merupakan minuman yang sangat digemari oleh banyak orang, hal ini terbukti dari menjamurnya kedai coffe, mulai yang berdiri di pinggir jalan hingga yang mejeng di mall-mall, sebutnya J.CO, Starbuck dan masih banyak lagi yang lainya. hal ini menunjukan bahwa coffe juga di gemari di berbagai kalangan, mulai dari orang pinggiran dan orang berdasi.
Bagi pecinta coffe tentu bisa merasakan mana coffe yang berkualitas bagus dan mana yang tidak, berbagai cara menyeduh coffe pun dilakukan untuk mendapatkan cita rasa yang Wah dan mantap, mulai dari merebus air,coffe dan gula menjadi satu, ada juga yang di campur rempah-rempah dan masih banyak lagi cara yang di lakukan oleh pecinta coffe untuk mendapatkan cita rasa yang maksimal. Selain cara menyeduhnya, pecinta coffe juga berkreasi dalam meminum coffe, mulai dari diminum dengan gelas terbalik, di isap pakai sedotan dll.
Dari berbagai jenis coffe yang ada saat ini, ada satu jenis coffe yang patut di coba bagi pecinta coffe, yaitu coffe “RaPOPO”, coffe khas lasem yang mempunyai cita rasa tinggi dan di ramu dengan berbagai rempah-rempah serta di seduh dengan cara tradisional ini, menawarkan kenikmatan yang bisa mengobati dahaga pecinta coffe.

Coffe RaPOPO ini di temukan oleh Ahid Muqtaf dan Shohibussalam, berawal dari kecintaanya terhadap coffe kemudian mereka berkreasi dengan coffe lasem yang sudah terkenal kenikmatanya, mereka meracik coffe dengan berbagai macam rempah-rempah serta berkreasi juga dengan cara penyeduhanya, Sehingga tercipta cita rasa coffe yang nikmat. Selamat menikmati coffe RaPOPO, Coffe Khas Lasem Indonesia.

Minggu, 06 Maret 2016

Abdul Aziz Foto



Khotbah Jum'ah (Jihad Melawan Setan)



ِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن.
يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَام َ إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا
يَاأَيّهَا الّذِيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْلَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا، أَمّا بَعْدُ

Jamaah Jumat rahimani wa rahimakumullah
Alhamdulillah kita bersyukur kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala yang senantiasa memberikan banyak kenikmatan sehingga tidak terhitung nilai dan jumlahnya. Nikmat tersebut dicurahkan siang dan malam kepada kita. Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala menjadikan kita termasuk hamba-hamba-Nya yang senang bersyukur kepada-Nya. Yaitu dengan meningkatkan taqwa dan taqarrub kepada-Nya.
Sadarkah kita, bahwa setiap diri ini memiliki musuh besar? Musuh yang sangat menginginkan kita sesat dan celaka. Musuh yang tidak terlihat, tapi memiliki banyak tipu-daya dan cara untuk mencapai tujuannya. Itulah setan (setan). Allah Subhanahu wa Ta’ala telah mengingatkan manusia agar tidak tergoda olehnya. Allah ‘Azza wa Jalla berfirman :
يَا بَنِي آدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطَانُ كَمَا أَخْرَجَ أَبَوَيْكُمْ مِنَ الْجَنَّةِ
Hai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh syaitan sebagaimana ia telah berhasil mengeluarkan kedua ibu bapakmu dari surga. [al-A’râf/7: 27]
Oleh karena itu, dengan rahmat-Nya, Allah ‘Azza wa Jalla memerintahkan manusia untuk menjadikan setan sebagai musuh. karena memang sebenarnya, setan musuh bagi manusia. Allah ‘Azza wa Jalla berfirman:
إِنَّ الشَّيْطَانَ لَكُمْ عَدُوٌّ فَاتَّخِذُوهُ عَدُوًّا ۚ إِنَّمَا يَدْعُو حِزْبَهُ لِيَكُونُوا مِنْ أَصْحَابِ السَّعِيرِ
Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh nyata bagimu, maka jadikanlah ia musuh(mu), karena sesungguhnya syaitan-syaitan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala. [Fâthir/35:6]
Jamaah yang dirahmati Allah
Bagaimana sepak terjang musuh terhadap lawannya? Semua orang sudah tahu jawabannya yaitu berusaha sekuat tenaga agar lawannya ditimpa segala keburukan dan terlepas dari semua kebaikan.  Dalam menjalankan aksinya untuk menyesatkan dan membinasakan manusia, setan memiliki dua senjata yaitu syubhat dan syahwat. Oleh karena itu, orang yang ingin selamat harus berjihad melawan setan dengan bersenjatakan ilmu dan mentazkiyah (membersihkan) jiwanya.
 Imam Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan, “Jihad melawan setan memiliki dua tingkatan : Pertama, menolak syubhat dan keraguan yang dilemparkan setan kepada hamba. Kedua, menolak syahwat dan keinginan-keinginan jelek yang dilemparkan setan kepada hamba. Jihad yang pertama akan diakhiri dengan keyakinan, sedangkan jihad yang kedua akan diakhiri dengan kesabaran.
Senjata manusia untuk melawan setan adalah ilmu dan kesabaran. Ilmu yang bersumber dari kitabullâh dan sunnah Rasul-Nya. Kemudian mengamalkan ilmu tersebut sehingga jiwa menjadi bersih dan suci, dan menumbuhkan kesabaran.
Itulah cara menghadapi tipu daya syaitan secara global, sedangkan secara rinci adalah sebagai berikut :
1. Beriman Dan Mentauhidkan Allah Dengan Benar
Sesungguhnya seluruh kekuatan, kekuasaan, kesempurnaan hanyalah milik Allah ‘Azza wa Jalla. Oleh karena itu, seorang hamba yang ditolong dan dilindungi oleh Allah, tidak akan ada yang mampu mencelakainya. Inilah senjata pertama dan utama seorang mukmin dalam menghadapi setan yaitu beriman dengan benar kepada Allah, beribadah dengan ikhlas kepada-Nya, bertawakkal hanya kepadaNya dan beramal shalih sesuai aturan-Nya. Allah ‘Azza wa Jalla memberitakan bahwa setan tidak memiliki daya terhadap hamba-hamba Allah yang beriman dan mentauhidkan-Nya. Allah berfirman.
إِنَّهُ لَيْسَ لَهُ سُلْطَانٌ عَلَى الَّذِينَ آمَنُوا وَعَلَىٰ رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ
Sesungguhnya syaitan itu tidak ada memliki kekuasaan atas orang-orang yang beriman dan bertawakkal kepada Rabbnya. [an-Nahl/16: 99]
Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan, “Ketika Iblis tahu bahwa dia tidak memiliki jalan (untuk menguasai) orang-orang yang ikhlas, dia mengecualikan mereka dari sumpahnya yang bersyarat untuk menyesatkan dan membinasakan (manusia). Iblis mengatakan,
قَالَ فَبِعِزَّتِكَ لَأُغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ﴿٨٢﴾إِلَّا عِبَادَكَ مِنْهُمُ الْمُخْلَصِينَ
Demi kekuasaan-Mu, aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba-Mu yang ikhlash [Shâd/38: 82-83]
2. Berpegang Teguh Kepada Al-Kitab dan As-Sunnah Dengan Pemahaman As-Salafush Shalih
Ketika Allah ‘Azza wa Jalla menurunkan manusia di muka bumi, sesungguhnya Dia menyertakan petunjuk untuk mereka. Sehingga manusia hidup di dunia ini tidak dibiarkan begitu saja, tanpa bimbingan, perintah dan larangan. Allah ‘Azza wa Jalla menurunkan kitab suci dan mengutus para Rasul yang membawa peringatan, penjelasan dan bukti-bukti. Barangsiapa berpaling dari peringatan Allah, maka dia akan menjadi mangsa setan dan dijerumuskan ke dalam kecelakaan abadi. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman.
وَمَنْ يَعْشُ عَنْ ذِكْرِ الرَّحْمَٰنِ نُقَيِّضْ لَهُ شَيْطَانًا فَهُوَ لَهُ قَرِينٌ
Barangsiapa yang berpaling dari pengajaran Rabb yang Maha Pemurah (al-Qur’ân), Kami adakan baginya syaitan (yang menyesatkan) maka syaitan itulah yang menjadi teman yang selalu menyertainya. [az-Zukhruf/43: 36]
Oleh karena itu, jalan selamat dari tipu daya setan adalah dengan mengikuti jalan Allah, mengikuti al-Kitab dan as-Sunnah dengan pemahaman as-salafush shâlih.
3. Berlindung Kepada Allah dari Gangguan Setan.
Inilah sebaik-baik jalan untuk menyelamatkan diri dari setan dan tentaranya, memohon perlindungan kepada Allah ‘Azza wa Jalla , karena Dia Maha Mendengar, Maha Mengetahui dan Maha Berkuasa.
Imam Ibnu Katsir rahimahullah mengatakan, “Makna “aku berlindung kepada Allah dari setan yang dilaknat” yaitu aku meminta perlindungan kepada Allah dari setan yang dilaknat yang menggangguku pada agamaku atau pada duniaku, atau menghalangiku dari melakukan sesuatu yang diperintahkan (Allah ‘Azza wa Jalla) kepadaku, atau mendorongku melakukan apa yang terlarang bagiku. Karena tidak ada yang bisa mencegah setan dari manusia kecuali Allah.
Oleh karena itu, Allah ‘Azza wa Jalla memerintahkan untuk mengambil hati dan bersikap lembut kepada setan manusia, dengan melakukan kebaikan kepadanya, agar tabi’atnya (yang baik) menolaknya dari gangguan (yang dia lakukan).
Dan Allah memerintahkan agar (manusia) berlindung kepada-Nya dari setan jin, karena dia tidak menerima suap dan perbuatan kebaikan tidak akan mempengaruhinya, karena dia memiliki tabi’at yang jahat, dan tidak akan mencegahnya darimu kecuali Yang telah menciptakannya.”
Memohon perlindungan ini dilakukan secara umum pada setiap waktu, pada setiap diganggu oleh setan, dan juga dilakukan pada waktu-waktu tertentu yang dituntunkan oleh Allah dan Rasul-Nya. Allah swt berfirman:
Dan jika kamu ditimpa sesuatu godaan syaitan, maka berlindunglah kepada Allah. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. [al-A’râf/7:200]
4. Membaca Alquran
Sesungguhnya setan akan lari menjauh dengan sebab bacaan Alquran, sebagaimana di dalam hadits sebagai berikut:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا تَجْعَلُوا بُيُوتَكُمْ مَقَابِرَ إِنَّ الشَّيْطَانَ يَنْفِرُ مِنَ الْبَيْتِ الَّذِي تُقْرَأُ فِيهِ سُورَةُ الْبَقَرَةِ
Dari Abu Hurairah, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Janganlah kamu menjadikan rumah-rumah kamu sebagai kuburan, sesungguhnya setan lari dari rumah yang dibacakan surat Al-Baqarah di dalamnya”. [HR. Muslim, no: 780]
أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا أَسْتَغْفِرُ الله لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنّهُ هُوَ اْلغَفُوْرُ الرّحِيْمُ
Khutbah Kedua
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا.
اللهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
اَللّهُمّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنًاتِ اَلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ إِنّكَ سَمِيْعٌ مُجِيْبُ الدّعَوَاتِ
رَبّنََا لاَتًؤَخِذْنَا إِنْ نَسِيْنَا أَوْ أَخْطَأْنَا رَبّنَا وَلاَ تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلىَ الّذِيْنَ مِنْ قَبْلِنَا رَبّنَا وَلاَ تُحَمّلْنَا مَالاَ طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلَنَا فَانْصُرْنَا عَلىَ الْقَوْمِ الْكَافِرِيْنَ.
رَبّنَا آتِنَا فِي الدّنْيَا حَسَنَةً وَ فِي اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النّارِ. وَالْحَمْدُ لله رَبّ الْعَالَمِيْنَ.