INDAHNYA MENGINGAT TUHAN DIWAKTU SIBUK
Di era globalisasi seperti sekarang ini, kesibukan manusia semakin
bertambah dan terus bertambah bahkan satu hari terasa sangat singkat sekali, Manusia
di sibukan dengan urusan dunia sehingga membuat dia lupa dengan Tuhan yang
menciptakan, memberi makan dan mencukupi rezekinya, dia lupakan itu semua gara-
gara kesibukan dunia yang menyilaukan mata.
Kehidupan modern menuntut kita untuk eksis didunia tanpa memperdulikan
ahirat hal inilah yang dirasa bertolak belakang dengan inti ajaran agama islam,
yang mengajarkan keseimbangan antara kehidupan dunia dan ahirat, bukankah islam
mengajarkan “bekerjalah untuk duniamu seakan akan kau hidup selamanya dan
beribadahlah untuk ahiratmu seakan akan kau mati besok” untuk itu kita harus menyelraskan
kehidupan dunia dan ahirat.
Globalisasi menyebabkan perubahan yang sangat mendasar, perubahan itu tidak
hanya terlihat pada lelaki, yang super sibuk dengan urusan kantor dan segala
macam pekerjaan (dunia), namun wanita
juga ikut –ikutan sibuk, era globalisasi merubah mindset dan perspectivenya, wanita
yang dulunya hanya berkutat di tiga hal :
kasur, dapur dan sumur (hal 152), sekarang wanita berevolusi menjadi
wanita karir yang banyak menjalankan peran laki-laki didalam keseharianya, inilah
yang membuat pergeseran makna, kesibukan wanita dalam berkarir memang tidak
masalah namun jika karir tersebut membuat tugasnya sebagai ibu dan istri
menjadai terbengkalai inilah yang jadi masalah.
Kehidupan modern tidak serta merta berkonotasi negatif, meskipun pada
dasarnya menuntut berperilaku negatif yaitu lupa kepada Tuhan akibat kesibukan
manusia, namun kita sebagai manusia yang diberi akal fikiran oleh Tuhan harus
menyikapi hal ini dengan bijaksana agar kita tidak termasuk orang yang sibuk
dengan bekerja (dunia) dan melupakan ibadah kepada Tuhan (ahirat), didalam buku ini (hal 29 )
menjelaskan bahwa keseimbangan antara dunia dan ahirat bisa direalisasikan
dengan cara menjadi “sufi berdasi”, sufi adalah orang yang membersihkan hatinya
semata- mata karena Allah (Bisyr Ibn
Al-Harist) (hal 30), sering muncul pertanyaan bisakah seorang sufi muncul di
masarakat modern, dimana godaan dunia makin ganas seperti sekarang ini, dimana
hari-harinya disibukan dengan rutinitas kerja, bisakah sufi hadir dari kalangan
kaum berdasi? Jawabnya bisa, pada zaman modern seperti saat ini spiritualitas
menjadi hal yang urgent. Didalam sebuah forum diskusi yang diselenggarakan di harvard
busines school pada tahun 2002 dengan tema does spirituality drive
succes dari forum tersebut menyimpulkan “ spiritualisme menjadi hal penting
dalam bisnis”( hal 33). Jadi kita
sebagai manusia yang hidup didalam zaman modern harus bisa menjadi sufi berdasi
yang tetap menjalankan syariat agama tanpa mengurangi kualitas dan kuantitas dalam
bekerja.
Abad 21 memang sungguh luar biasa, kita dituntut untut untuk menjadi orang
yang multitalent yang harus bisa dan mampu dalam segala hal namun disisi lain,
Tuhan juga menuntut hak nya untuk disembah, didalam buku ini banyak sekali
mengulas tentang kehidupan modern dimana manusia semakin sibuk dengan urusan
dunia dan menjauh dari ahirat, tidak hanya mengulas namun juga memberi solusi
bagaimana kita hidup di dunia modern sehingga kita tetep bisa sibuk kerja dan
juga sibuk beribadah. Buku ini perlu dimiliki oleh semua kalangan karna isinya
mengingatkan kita kepada Allah, betapa pelitnya kita kepada Allah yang selalu
memberi kita rezeki, hal ini terbukti dengan sedikitnya waktu yang kita berikan
kepada Allah dalam beribadah namun begitu besar waktu yang kita berikan keapda
dunia.(hal 4-7)
Diresensi oleh : Abdul Aziz, Mahasiswa Perguruan Tinggi Ilmu Al-Qur’an
(PTIQ) JAKARTA Fakultas tarbiyah
Judul Buku : Tuhan, Maaf, Kami Sedang Sibuk
Penulis : Ahmad Rifa’i Rif’an
Tebal: 346 halaman
ISBN : 978-602-02-0556-4
Penerbit : PT Elex Media Komputindo jakarta 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar