Minggu, 31 Agustus 2014

Indahnya mengingat Tuhan

INDAHNYA MENGINGAT TUHAN DIWAKTU SIBUK
Di era globalisasi seperti sekarang ini, kesibukan manusia semakin bertambah dan terus bertambah bahkan satu hari terasa sangat singkat sekali, Manusia di sibukan dengan urusan dunia sehingga membuat dia lupa dengan Tuhan yang menciptakan, memberi makan dan mencukupi rezekinya, dia lupakan itu semua gara- gara kesibukan dunia yang menyilaukan mata.
Kehidupan modern menuntut kita untuk eksis didunia tanpa memperdulikan ahirat hal inilah yang dirasa bertolak belakang dengan inti ajaran agama islam, yang mengajarkan keseimbangan antara kehidupan dunia dan ahirat, bukankah islam mengajarkan “bekerjalah untuk duniamu seakan akan kau hidup selamanya dan beribadahlah untuk ahiratmu seakan akan kau mati besok” untuk itu kita harus menyelraskan kehidupan dunia dan ahirat.
Globalisasi menyebabkan perubahan yang sangat mendasar, perubahan itu tidak hanya terlihat pada lelaki, yang super sibuk dengan urusan kantor dan segala macam pekerjaan (dunia), namun  wanita juga ikut –ikutan sibuk, era globalisasi merubah mindset dan perspectivenya, wanita yang dulunya hanya berkutat di tiga hal :  kasur, dapur dan sumur (hal 152), sekarang wanita berevolusi menjadi wanita karir yang banyak menjalankan peran laki-laki didalam keseharianya, inilah yang membuat pergeseran makna, kesibukan wanita dalam berkarir memang tidak masalah namun jika karir tersebut membuat tugasnya sebagai ibu dan istri menjadai terbengkalai inilah yang jadi masalah.
Kehidupan modern tidak serta merta berkonotasi negatif, meskipun pada dasarnya menuntut berperilaku negatif yaitu lupa kepada Tuhan akibat kesibukan manusia, namun kita sebagai manusia yang diberi akal fikiran oleh Tuhan harus menyikapi hal ini dengan bijaksana agar kita tidak termasuk orang yang sibuk dengan bekerja (dunia) dan melupakan ibadah kepada  Tuhan (ahirat), didalam buku ini (hal 29 ) menjelaskan bahwa keseimbangan antara dunia dan ahirat bisa direalisasikan dengan cara menjadi “sufi berdasi”, sufi adalah orang yang membersihkan hatinya semata- mata karena  Allah (Bisyr Ibn Al-Harist) (hal 30), sering muncul pertanyaan bisakah seorang sufi muncul di masarakat modern, dimana godaan dunia makin ganas seperti sekarang ini, dimana hari-harinya disibukan dengan rutinitas kerja, bisakah sufi hadir dari kalangan kaum berdasi? Jawabnya bisa, pada zaman modern seperti saat ini spiritualitas menjadi hal yang urgent. Didalam sebuah forum diskusi yang diselenggarakan di harvard busines school pada tahun 2002 dengan tema does spirituality drive succes dari forum tersebut menyimpulkan “ spiritualisme menjadi hal penting dalam bisnis”( hal 33).  Jadi kita sebagai manusia yang hidup didalam zaman modern harus bisa menjadi sufi berdasi yang tetap menjalankan syariat agama tanpa mengurangi kualitas dan kuantitas dalam bekerja.
Abad 21 memang sungguh luar biasa, kita dituntut untut untuk menjadi orang yang multitalent yang harus bisa dan mampu dalam segala hal namun disisi lain, Tuhan juga menuntut hak nya untuk disembah, didalam buku ini banyak sekali mengulas tentang kehidupan modern dimana manusia semakin sibuk dengan urusan dunia dan menjauh dari ahirat, tidak hanya mengulas namun juga memberi solusi bagaimana kita hidup di dunia modern sehingga kita tetep bisa sibuk kerja dan juga sibuk beribadah. Buku ini perlu dimiliki oleh semua kalangan karna isinya mengingatkan kita kepada Allah, betapa pelitnya kita kepada Allah yang selalu memberi kita rezeki, hal ini terbukti dengan sedikitnya waktu yang kita berikan kepada Allah dalam beribadah namun begitu besar waktu yang kita berikan keapda dunia.(hal 4-7)
Diresensi oleh : Abdul Aziz, Mahasiswa Perguruan Tinggi Ilmu Al-Qur’an (PTIQ) JAKARTA Fakultas tarbiyah
Judul Buku : Tuhan, Maaf, Kami Sedang Sibuk
Penulis : Ahmad Rifa’i Rif’an
Tebal: 346 halaman
ISBN : 978-602-02-0556-4

Penerbit : PT Elex Media Komputindo jakarta 2013 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar