Menjadi seorang hafidz atau hafidzah
adalah sebuah kebanggan tersendiri bagi setiap orang, menghafalkan ayat-ayat
Tuhan tersebut bukanlah sesuatu yang mudah maka dari itu betapa amat bahagianya
orang yang mampu menghafalkan al-Quran sampai khatam.
Al-Quran merupakan kitab yang di
wahyukan Allah kepada nabi Muhammad SAW. sebagai mu’jizat dan sebagai petunjuk
bagi manusia di seluruh dunia. Para penghafal al-Quran (Hafidz) merupakan orang
pilihan yang telah diberi amanat oleh Allah SWT. sebagai penjaga al-Quran di
dunia, maka dari itu berbahagialah orang yang mampu menghafal dan mengamalkan
isinya karena tiada balasan yang pantas bagi orang tersebut kecuali syurga,
kenapa demikian? Karena orang yang menghafal atau membaca dan mengamalkan
isinya dalam kehidupan sehari-hari dia adalah ahlul Quran, ahlul Quran adalah orang
yang di jamin Allah mendapatkan kenikmatan di dunia dan ahirat.
Menghafalkan ayat-ayat Allah
tidaklah mudah, butuh perjuangan yang berdarah-darah dan konsiten di dalam
menghafalnya, sebagaimana kita ketahui banyak sekali yang ingin menghafalkan
al-Quran namun gagal di tengah jalan, ada juga yang di pondok bertahun bertahun
tahun namun belum juga selesai hafalanya, hal tersebut menunjukan bahwa
al-Quran itu istimewa dan orang yang mampu menerima amanat untuk menghafalnya
harus yang istimewa juga.
Lina Maritsa Ghozali, Mahasiswi
Institut Ilmu Quran (IIQ) Jakarta, mengatakan bahwa menghafal itu tidak semudah
yang di bayangkan, perlu perjuangan yang total dan istiqomah karena al-quran
merupakan kalam ilahi yang menjadi petunjuk bagi seluruh manusia, namun bukan
berarti al-Quran susah untuk di hafal.
Menurut dara yang sering di panggil Lina
ini, agar menghafal itu mudah maka harus tau jurusnya, ada beberapa jurus yang
harus di kuasai oleh orang yang mau menghafal al-Quran, yaitu: Pertama : adalah di dalam satu ayat baca
dan pahami artinya, setelah di baca dan dipahami artinya dan kita faham apa
yang di maksut di dalam ayat tersebut maka otak akan mudah merespon dan
mengingatnya.
Kedua: setelah ayat yang
telah kita baca tersebut terekam didalam otak kitamulai barulah menghafal ayat
tersebut sampai hafal betul (matang), jangan melanjutkan ke ayat selanjutnya
kalau ayat yang pertama belum hafal betul. Setelah ayat pertama dirasa sudah
matang barulah melanjutkan ayat kedua, pada ayat kedua ini prosesnya juga sama
dengan ayat yang pertama yakni, baca dan pahami artinya kemudian baru di hafal ayatnya
sampai betul-betul matang, setelah di rasa sudah matang barulah lanjut ke ayat
selanjutnya begitu seterusnya.
Ketiga: ketika hafalan yang baru kita buat tersebut sudah
satu halaman barulah diulangi lagi dari ayat pertama sampai barisan terahir
dari halaman tersebut, diulanginya tidak cukup satu kali, harus berkali-kali
sehingga satu halaman tersebut bisa melekat erat diotak.
Masih menurut Lina, dara cantik yang
mampu menghafalkan al-Quran dalam waktu satu bulan ini, dia mengatakan bahwa selain
ketiga jurus tadi ada juga faktor eksternal yang mempengaruhi di dalam proses
kelancaran dan mudahnya menghafal al-Quran, yaitu:
Pertama : Niat, kita
mengetahui bahwa setiap perbuatan itu tergantung niatnya, untuk itu niat disini
merupakan fondasi di dalam menghafal, kenapa aku menghafal, untuk siapa aku
menghafal dan mengapa aku menghafal, pertanyaan-pertanyaan ini harus kita jawab
sendiri karna hanya kita yang tau jawabanya, namun yang terpenting kita
menghafal itu karena Allah bukan yang lain.
Kedua : orang tua, setelah kita memurnikan niat kita di dalam menghafal maka
langkah selanjutnya agar proses menghafal itu mudah maka ingatlah selalu kedua
orang tua kita, orang yang paling berjasa dalam hidup kita, orang yang paling
kita mulyakan. Harapan dan angan orang tua itu berada di pundakmu, kamulah
satu-satunya harapan yang ia punya, karna tiga amalan yang tidak terputus
sampai nanti salah satunya adalah doa anak solih atau solihah, maka di dalam
menghafal ingatlah selalu kedua orang tua, agar di bangga dan bahagia mempunyai
anak seperti kamu, anak yng solih atau solihah.
Ketiga : fokus, di dalam
segala hal kita dituntut untuk fokus, tak terkecuali di dalam menghafal
al-Quran, fokus di ibaratkan seperti jalan yang lurus, kalau kita di dalam
perjalanan maka kalau ingin cepat sampai maka ambilah jalan yang lurus jangan
belok-belok, kalau kita belok-belok maka dapat di pastikan perjalanan kita akan
terlambat sampat di tujuan, begitu juga di dalam menghafal maka fokuslah
terhadap hafalan kita agar kita cepat khatam.
Keempat : istiqomah (Konsisten)
menjaga hafalan, merupakan hal terberat yang harus dilakukan oleh seorang
penghafal al-Quran karna pada dasarnya menjaga itu lebih berat dari pada
menghafal maka dari itu istiqomahlah di dalam menjaga hafalan, karna yang
sedikit tapi istiqomah (Konsisten) itu lebih baik dari pada banyak tapi
jarang-jarang. Tutur dara yang sekarang aktif di JHQ ( Jam’iyah Hafadzah
al-Quran ) Jakarta.
Semoga kita bisa menghafalkan
al-Quran sampai khatam dan mampu mengamalkan isinya sehingga kita tergolong
ahlul quran dan mendapatkan syurga yang di janjikan Allah SWT. Wallahu A’lam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar