Jumat, 14 Agustus 2015

Transformasi Sosial

Oleh: Abdul Aziz


            Dalam istilah sufi, di dalam diri kita terdapat Arasy atau singgasana Tuhan, sehingga kalau orang bisa menyerap sifat-sifat ilahi kedalam hatinya, maka ia akan lebih besar ketimbang bumi dan langit. Hijrah adalah sebuah proses metamorfosis untuk meraih kualitas hidup yang lebih tinggi, persis seperti kepompong yang berproses hendak menjadi kupu-kupu yang kemudian bisa menikmati indanya udara,taman, bunga-bunga, beterbangan dengan sesama temanya padahal dulunya terkurung dalam rumahnya yang kecil dan tidak melihat dunia luar, setiap peristiwa hijrah selalu menjanjikan kemenangan, asalkan kita benar-benar ikhlas dan sadar dalam menjalaninya, meminjam istilah Aristoteles, semua mahluk hidup ini sesungguhnya bergerak menuju penyempurnaan diri.
            Perjalanan hidup para Rasul Allah jika dibaca seksama merupakan rangkaian pertumbuhan, hantaman problem, penemuan kekuatan diri, kepasrahan dan kemenagan, berbagai proses tadi berlangsung dengan dinamisnya, melahirkan gejolak emosi, harapan dan do’a, melalui proses itu juga berlangsung proses edukasi dan seleksi baik bagi para musuhnya atau para sahabat.
            Lewat berbagai problem hidup seseorang terbentuk menjadi kuat, menjadi lebih bijak namun kadang kala ada yang kalah ketika dihadapkan pada ujian hidup. Ujian itu datang dari berbagai arah dan beragam bentuknya, jadi , sesungguhnya peristiwa hijrah itu terjadi setiap hari, hanya saja yang populer adalah ketika nabi dan para sahabat hijrah dari mekkah ke madinah.
Proses menuju hal yang lebih baik atau hal yang positif haruslah tertanam dalam diri kita karna pada dasarnya orang yang beruntung adalah orang yang hari ini lebih baik dari hari kemarin. Inilah prinsip yang harus kita pegang agar selalu teringat dalam kehidupan sehari-hari, sehingga kita bisa menjadi orang yang lebih baik dari hari sebelumnya.

untuk menjadi manusia yang baik tidaklah mudah perluaadanya evaluasi diri atau muhasahabah, merenungi apa yang telah kita lakukan hal ini bertujuan agar apa yang telah terjadi jika dia berupa perbuatan mungkar maka tidak akan kita ulangi lagi dan jika itu perbuatan makruf maka kita bisa lebih ditingkatkan lagi dan berusaha beristiqomah dalam kebaiakan tersebut. Setelah kita mengintropeksi diri maka akan terjalin hubungan yang harmonis dengan sesama baik masyarakat, keluarga maupun teman karna pada dasarnya orang baik itu lebih disukai dari pada orang jahat, dengan adanya hubungan yang terjalin dengan harmonis maka kita akan mudah untuk melakukan hal-hal yang positif lainya karna lingkungan kita mendukung dan tranformasi sosial menuju kearah yang lebih baik akan mudah terwujud.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar