Oleh: Abdul Aziz
Dalam istilah sufi, di dalam
diri kita terdapat Arasy atau singgasana Tuhan, sehingga kalau orang bisa
menyerap sifat-sifat ilahi kedalam hatinya, maka ia akan lebih besar ketimbang
bumi dan langit. Hijrah adalah sebuah proses metamorfosis untuk meraih kualitas
hidup yang lebih tinggi, persis seperti kepompong yang berproses hendak menjadi
kupu-kupu yang kemudian bisa menikmati indanya udara,taman, bunga-bunga,
beterbangan dengan sesama temanya padahal dulunya terkurung dalam rumahnya yang
kecil dan tidak melihat dunia luar, setiap peristiwa hijrah selalu menjanjikan
kemenangan, asalkan kita benar-benar ikhlas dan sadar dalam menjalaninya,
meminjam istilah Aristoteles, semua mahluk hidup ini sesungguhnya bergerak
menuju penyempurnaan diri.
Perjalanan hidup para
Rasul Allah jika dibaca seksama merupakan rangkaian pertumbuhan, hantaman
problem, penemuan kekuatan diri, kepasrahan dan kemenagan, berbagai proses tadi
berlangsung dengan dinamisnya, melahirkan gejolak emosi, harapan dan do’a, melalui
proses itu juga berlangsung proses edukasi dan seleksi baik bagi para musuhnya
atau para sahabat.
Lewat berbagai problem
hidup seseorang terbentuk menjadi kuat, menjadi lebih bijak namun kadang kala
ada yang kalah ketika dihadapkan pada ujian hidup. Ujian itu datang dari
berbagai arah dan beragam bentuknya, jadi , sesungguhnya peristiwa hijrah itu
terjadi setiap hari, hanya saja yang populer adalah ketika nabi dan para
sahabat hijrah dari mekkah ke madinah.
Proses menuju hal yang lebih baik atau hal yang positif
haruslah tertanam dalam diri kita karna pada dasarnya orang yang beruntung
adalah orang yang hari ini lebih baik dari hari kemarin. Inilah prinsip yang
harus kita pegang agar selalu teringat dalam kehidupan sehari-hari, sehingga
kita bisa menjadi orang yang lebih baik dari hari sebelumnya.
untuk menjadi manusia yang baik tidaklah mudah
perluaadanya evaluasi diri atau muhasahabah, merenungi apa yang telah kita
lakukan hal ini bertujuan agar apa yang telah terjadi jika dia berupa perbuatan
mungkar maka tidak akan kita ulangi lagi dan jika itu perbuatan makruf maka
kita bisa lebih ditingkatkan lagi dan berusaha beristiqomah dalam kebaiakan
tersebut. Setelah kita mengintropeksi diri maka akan terjalin hubungan yang
harmonis dengan sesama baik masyarakat, keluarga maupun teman karna pada
dasarnya orang baik itu lebih disukai dari pada orang jahat, dengan adanya
hubungan yang terjalin dengan harmonis maka kita akan mudah untuk melakukan
hal-hal yang positif lainya karna lingkungan kita mendukung dan tranformasi
sosial menuju kearah yang lebih baik akan mudah terwujud.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar