Oleh : Abdul Aziz
Pendidikan
ahlak (Karakter) saat ini sangat booming sekali dimana setiap sekolah menerapkan
pendidikan ahlak (Karakter) sebagai salah satu mata pelajaranya yang diajarkan disekolah, hal
ini memang terasa wajar mengingat semakin merosotnya ahlak pemuda-pemuda khususnya
para pelajar SMP-SMA, yang mana pada saat ini mereka sering terlibat tawuran,
pemakaian narkoba dan pergaulan bebas (free seks). Untuk itulah pendidikan
ahlak perlu diajarkan sejak dini agar seorang anak mempunyai ahlak dan
kepribadian yang baik dan sesuia dengan ajaran agama Islam.
Pada
hakikatnya pendidikan akhlak sudah lama dicetuskan oleh orang-orang barat,
mereka menyebutnya bukan pendidikan akhlak namun sebagai pendidikan karakter,
pada dasarnya esensi karakter dan ahlak adalah sama yaitu perilaku seseorang
sehari-hari. Jauh sebelum orang-orang barat gempar dengan pendidikan
karaternya, Agama islam telah memberikan pendidikan akhlak sudah sejak lama
yaitu 15 abad yang lalu dimana sebagai mentornya adalah Nabi muhammad SAW. dalam
sebuah hadist disebutkan bahwa “ sesungguhnya aku (muhammad) diutus untuk
menyempurnakan akhlak” dan didalam alQur’an juga disebutkan bahwa Nabi muhammad
adalah suri tauladan yang baik yang harus diikuti sebagaimana firman Allah:
Artinya :”Sesungguhnya telah ada pada (diri)
Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap
(rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah”.
( QS Al-Ahzab :15)
Mengikuti
Nabi muhammad dalam segala hal adalah suatu keniscayaan yang harus dilakukan
jika kita ingin mempunyai akhlak yang mulia, begitu juga dalam hal ibadah kita
harus mengikuti Rasululluoh karna dialah suri tauladan kita dalam berbagai hal
dalam kehidupan ini.
Adakah hubungan antara ibadah dan ahlak?
Bertambah dekat Ia dengan Tuhan bertambah tinggi ahlaknya
inilah yang dikemukakan oleh Harun Nasution dalam bukunya “ Islam Rasional”
kiranya tepat sekali karna pada dasarnya orang yang beribadah dan mendekatkan
diri kepada Tuhan berarti dia mencintai Tuhan dan cinta kepada Tuhan itu
mencakup cinta kepada mahluknya yang suka menolong, bahkan mengorbankan
kepentinganya demi kepentingan orang lain, banyak contoh yang dapat diambil
dari sahabat yang mendekatkan diri mereka kepada Tuhan, mengenai hai ini diantaranya
adalah sahabat abu yazid Al-Bustami ia dikenal tidak mau makan sebelum ia yakin
tidak ada tetangganya yang kelaparan. Begitu juga dalam ibadah puasa ada nilai
yang terkandung didalamnya dari segi pendidikan ahlak yaitu dengan berpuasa ia
melatih diri untuk mengekang hawa nafsu, seperti kata Plato dan Alkindi, puasa
melemahkan daya perut dan melemahkan hawa nafsu yang senantiasa menggoda
manusia pada perbuatan-perbuatan yang tidak baik dan pada kejahatan.
Semua
ibadah itu dekat hubungan dengan pendidikan ahlak, dalam sebuah hadis
disebutkan bahwa: “Seseeorang bertanya kepada Rasululloh SAW tentang wanita
yang melakukan salat, puasa dan banyak bersedekah tetapi lidahnya menyakiti
hati orang lain, Nabi menjawab” ia masuk neraka”, kemudia orang itu bertanya
tentang orang yang sedikit mekakukan salat, sedikit, bersedekah tetapi tidak
menyakiti hati orang lain Nabi menegaskan“ ia masuk surga” jelas kiranya tujuan terahir dari salat, zakat, puasa, haji
dan ibadah lainya adalah pembinaan dan pendidikan ahlak.
Ibadah
dalam Al-Qur’an diakaitkan dengan taqwa dan taqwa berarti melaksanakan perintah
tuhan dan menjauhi larangannya, perintah Tuhan berkaitan dengan
perbuatan-perbuatan baik sedangkan larangan Tuhan berkaitan dengan perbuatan-perbuatan
yang tidak baik. Orang yang bertqwa adalah orang yang menggunakan akalnya dan
pembinaan akhlak adalah ajaran dasar dalam islam.
Untuk
itu perlu disadari orang yang semakin dekat kepada Tuhan, orang yang tinggi
tingkat ketaqwaanya kepada Tuhan maka dapat dipastikan tinggi pula ahlak orang
tersebut.
Wallahu a’lam bissawab
Tidak ada komentar:
Posting Komentar