Minggu, 29 November 2015

JHQ : Organisasinya Ahlu Allah Fil Ard



            Jam’iyah Hafdzah al-Quran (JHQ) merupakan sebuah organisasi kedaerahan yang didalamnya berisi para ahlu Allah fil ard, yaitu para penghafal al-Quran. Tidak berlebihan kiranya jika organisasi ini disebut organisasinya ahlu Allah fil ard, karena pada dasarnya para penghafal al-Quran adalah ahli Allah di bumi ini.
            JHQ sebagai sebuah organisasi, dari tahun ke tahun telah melakukan tugasnya dengan baik yaitu mencerdaskan umat manusia, membimbing menuju jalan kebenaran, memberantas buta baca al-Quran dan memakmurkan masjid, kita ketahui bersama bahwa masjid adalah tempat yang paling sentral bagi umat Islam karena di situlah semua bermuara, dia sebagai tempat ibadah, belajar, mengaji dan masih banyak lagi yang lainya.
            Pada zaman Rasululloh, sahabat,dinasti umayyah sampai dinasti abasiyah, masjid merupakan tempat yang paling urgens, karena di masjidlah semua kegiatan berlangsung, terutama dalam hal menuntut ilmu, nah disinilah JHQ menunjukan eksistensinya untuk turut serta memakmurkan masjid.
            Idealnya, sebuah organisai itu terdiri dari orang-orang yang aktif (aktifis) atau orang yang mempunyai basic politik, namun JHQ (Jam’iyah Hafdzah al-Qur’an) ini berbeda, dimana anggota atau kadernya (Kang mas Mbak yu) berasal dari kalangan yang religious yang menyandang gelar hafidz dan hafidzah (30 juz) yang tentunya sangat berbeda dengan para aktifis dan para politikus.
            Sebagai mahluk sosial, tentunya kita membutuhkan sebuah organisai (perkumpulan) yang mampu menampung aspirasi dan kebutuhan kita, nah disni di JHQ, aspirasi dan keinginan sampai kebutuhan bagi seorang hafidz atau hafidzah bisa terealisasi karena JHQ memberi ruang dan kesempatan untuk warganya berekpresi.
            Mengingat kebutuhan dan cara berekpresi anggota JHQ berbeda dengan organisasi lainya maka JHQ mempunyai progam yang juga berbeda dengan organisasi yang lain, JHQ memberi kesempatan anggotanya untuk mengekpresikan bakatnya di bidang tilawah bagi yang mempunyai bakat tilawah dan juga memfasilitasi anggotanya yang ingin melancarkan hafalanya dengan mengadakan mudarosah/simaan. Selain progam tersebut, tentunya JHQ juga memberi keahlian- keahlian yang lain terhadap anggotanya, sebagaimana organisasi yang lain seperti Simulasi sidang dll.
            Progam-progam yang ada dalam JHQ memang sangat membantu bagi para ahlu Allah di bumi ini untuk menjaga hafalan dan mengamalkan al-Quran dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga mampu mencitakan kehidupan bermasyarakat yang berlandaskan al-Quran.
           Wallahu 'a'lam bissaswab.

Senin, 16 November 2015

Masihkah Ingat Tuhan Saat Sibuk?


 Oleh : Abdul Aziz
Di era globalisasi seperti sekarang ini, kesibukan manusia semakin bertambah dan terus bertambah bahkan satu hari terasa sangat singkat sekali, Manusia di sibukan dengan urusan dunia sehingga membuat dia lupa dengan Tuhan yang menciptakan, memberi makan dan mencukupi rezekinya, dia lupakan itu semua gara- gara kesibukan dunia yang menyilaukan mata.
Kehidupan modern menuntut kita untuk eksis didunia tanpa memperdulikan ahirat hal inilah yang dirasa bertolak belakang dengan inti ajaran agama islam, yang mengajarkan keseimbangan antara kehidupan dunia dan ahirat, bukankah islam mengajarkan “bekerjalah untuk duniamu seakan akan kau hidup selamanya dan beribadahlah untuk ahiratmu seakan akan kau mati besok” untuk itu kita harus menyelraskan kehidupan dunia dan ahirat.
Globalisasi menyebabkan perubahan yang sangat mendasar, perubahan itu tidak hanya terlihat pada lelaki, yang super sibuk dengan urusan kantor dan segala macam pekerjaan (dunia), namun  wanita juga ikut –ikutan sibuk, era globalisasi merubah mindset dan perspectivenya, wanita yang dulunya hanya berkutat di tiga hal :  kasur, dapur dan sumur, sekarang wanita berevolusi menjadi wanita karir yang banyak menjalankan peran laki-laki didalam keseharianya, inilah yang membuat pergeseran makna, kesibukan wanita dalam berkarir memang tidak masalah namun jika karir tersebut membuat tugasnya sebagai ibu dan istri menjadai terbengkalai inilah yang jadi masalah.
Kehidupan modern tidak serta merta berkonotasi negatif, meskipun pada dasarnya menuntut berperilaku negatif yaitu lupa kepada Tuhan akibat kesibukan manusia, namun kita sebagai manusia yang diberi akal fikiran oleh Tuhan harus menyikapi hal ini dengan bijaksana agar kita tidak termasuk orang yang sibuk dengan bekerja (dunia) dan melupakan ibadah kepada  Tuhan (ahirat), keseimbangan antara dunia dan ahirat bisa direalisasikan dengan cara menjadi “sufi berdasi”, sufi adalah orang yang membersihkan hatinya semata- mata karena  Allah (Bisyr Ibn Al-Harist) sering muncul pertanyaan bisakah seorang sufi muncul di masarakat modern, dimana godaan dunia makin ganas seperti sekarang ini, dimana hari-harinya disibukan dengan rutinitas kerja, bisakah sufi hadir dari kalangan kaum berdasi? Jawabnya bisa, pada zaman modern seperti saat ini spiritualitas menjadi hal yang urgent. Didalam sebuah forum diskusi yang diselenggarakan di harvard busines school pada tahun 2002 dengan tema does spirituality drive succes dari forum tersebut menyimpulkan “ spiritualisme menjadi hal penting dalam bisnis”.  Jadi kita sebagai manusia yang hidup didalam zaman modern harus bisa menjadi sufi berdasi yang tetap menjalankan syariat agama tanpa mengurangi kualitas dan kuantitas dalam bekerja.
Abad 21 memang sungguh luar biasa, kita dituntut untut untuk menjadi orang yang multitalent yang harus bisa dan mampu dalam segala hal namun disisi lain, Tuhan juga menuntut hak nya untuk disembah, didalam buku ini banyak sekali mengulas tentang kehidupan modern dimana manusia semakin sibuk dengan urusan dunia dan menjauh dari ahirat, tidak hanya mengulas namun juga memberi solusi bagaimana kita hidup di dunia modern sehingga kita tetep bisa sibuk kerja dan juga sibuk beribadah.

Agar Hidup Menjadi Berkah


Oleh: Abdul Aziz
Setiap manusia pasti ingin meraih dan merasakan keberkahan didalama hidupnya, tak terkecuali seorang pencuri dan koruptur, meskipun mereka mengetahui bahwa jalan yang mereka tempuh adalah salah namun didalam hati mereka ingin mereka ingin meraih keberkahan, entah apa yang mereka pikirkan, mungkin dia merasa Tuhan mempunya belas kasihana yang cukup besar terhadapnya. Misalnya saja koruptor, dia ingin hasil korupsinya aman dan berkah maka dia menyumbangkan sebagian hasil korupsinya untuk pembangunan masjid dll, mungkin dengan sedekah tersebut bisa mensucikan hasil korupsinya, padahal jalan ini salah dan tidak bisa di benarkan dengan dalil apapun.
            Berkah itu sendiri artinya berkembang, bertambahnya kebaikan atau kebahagiaan, dalam kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) kata berkah diberi arti : karunia Tuhan yang mendatangkan kebaikan bagi kehidupan manusia, sebagaimana firman Allah dalam surat       (Qaf :9-11).
Artinya :
“Dan Kami turunkan dari langit air yang banyak manfaatnya lalu Kami tumbuhkan dengan air itu pohon-pohon dan biji-biji tanaman yang diketam,(9) Dan pohon kurma yang tinggi-tinggi yang mempunyai mayang yang bersusun- susun,(10) Untuk menjadi rezki bagi hamba-hamba (Kami), dan Kami hidupkan dengan air itu tanah yang mati (kering). seperti Itulah terjadinya kebangkitan.(11)” (Qaf :9-11).
Lalu bagaimana cara kita untuk mendapatkan berkah dalam kehidupan ini? Kita mengetahui bahwa berkah itu tidak hanya bertambahnya harta saja, namun berkah juga bertambahnya keimanan dan ketaqwaan kita terhadap Allah SWT. Ada beberapa hal yang perlu kita lakukan agar kita dapat meraih keberkahan dalam hidup ini.
1.      Selalu Bersikap Ikhlas,
Ikhlas merupakan suatu perbuatan yang amat sulit di kerjakan, karena dia berhubungan dengan hati,  terkadang lisan berkata iya namun hati berkata tidak, kadang lisan merelakan namun hati menginginkan, maka dari itu ikhlas merupakan hal yang terpenting didalam mencapai keberkahan dalam hidup, apa yang kita kerjakan tergantung dengan keihlasan kita, jika kita ikhlas makan insyaallah keberkahan akan menyertai kita.
2.      Hindari Suudzon
Suudzon merupakan salah satu sifat tercela yang harus dihindari dan dihilangkan dari dalam diri kita karena sifat ini merupakan sifat yang negative yang ada pada diri kita, kita ketahui bersama bahwa sifat negative itu bisa menghambat pertumbuhan dan perkembangan pribadi maka dari itu kalau kita ingin mencapai kemajuan dan perkembangan yang maksimal maka hindati dan jauhi sifat suudzon ini, baik suudzon terhadap Allah maupun suudzon terhadap manusia. Allah berfirman dalam surat al-hujurat ayat 12.
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang”. (QS: AlHujurat :12)
Ayat diatas jelas sekali menerangkan bahwa suudzon atau berburuk sangka itu tindakan yang tidak baik bahkan seperti memakan daging saudaranya sendiri, apalagi kalau kita berburuk sangka atau suudzon kepada Allah, dzat yang telah member kita segalanya, apa jadinya kita ini kalau sama yang menciptakan dan memelihara kita saja kita berbutuk sangka. Marilah kita berkhusnudzon kepada Allah agar kita mendapatkan keberkahan di kehidupan dunia dan ahirat nanti. Waallahu A’lam Bissawab

Rabu, 11 November 2015

Membuka Cakrawala Bersama JHQ ( Jam'iyah Hafadzah Al-Quran)



            JHQ (jamaah hafdzah Al-Qur’an) merupakan sebuah organisasi kedaerahan yang berasal dari jawa tengah yang didirikan bertujuan sebagai tempat berkumpulnya mahasiswa PTIQ dan IIQ untuk  menjaga dan mengembangkan tahfid dan tilawah, pada dasarnya hafalan itu harus dijaga karna hafalan itu mudah sekali lepas dari pada seekor unta yang diikat dipohon, maka dari itulah organisasi ini didirikan.
            Seiring perkembangan zaman yang terus berkembang, JHQ juga ikut berevolusi, bukan hanya sekedar tahfid dan tilawah saja yang menjadi progam didalamnya namun mulai merambah kebidang-bidang lain seperti jurnalistik, leadership, dakwah, kaligrafi dan lain sebagainya namun yang menjadi primadona adalah tahfid dan tilawah karna merupakan roh dari JHQ itu sendiri.

            Banyak sekali hafidz dan hafidzah dan qori’ dan qori’ah yang berprestasi baik ditingkat nasional maupun internasional yang berasal dari JHQ, sebut saja kangmas sufyan hadi yang menjadi juara internasional didubai, Uni Emirat Arab, itu hanya sebagian kecil dari warga JHQ yang berprestasi dan masih banyak lagi yang lainya.
            Sebagai sebuah organisasi yang bergerak dibidang keagamaan, memang JHQ tidak setenar ICMI, NU, Muhammadiyah dan lainya yang mampu melahirkan pemikir-pemikir hebat dan sekaligus politikus kondang, namun JHQ dalam kesederhananya mampu memberikan sumbangsih yang cukup besar dalam dakwah Islam saat ini, yaitu dengan cara memberantas buta baca Al-Qur’an yang dilakukan oleh kangmas mbakyu, dan tidak hanya itu selain itu warga JHQ juga aktif dalam pemakmuran masjid, banyak sekali warga JHQ yang menjadi imam dimasjid-masjid yang berada dijabodetabek karna berawal dari sinilah dakwah islam dimulai.
****
Dari Pleno JHQ ke Pleno DPR
            Pengkaderan yang dilakukan oleh JHQ memang terasa sederhana dan biasa saja seperti yang dilakukan oleh organisasi yang lainya namun terlepas dari kesederhanan itu pengkaderan yang dilakukan JHQ terbilang sukses, hal ini terbukti dari banyaknya warga JHQ yang mampu menjadi petinggi di lembaga-lembaga seperti DPR, Universitas, yayasan, ormas dan lainya, jabatan yang mereka emban tentunya membutuhkan kelihaian didalam sidang atau pleno, sebut saja senior JHQ Bpk Mujib Rahmat yang sekarang menjadi anggota dewan disenayan, kegiatanya tentu tidak pernah lepas dari yang namanya pleno untuk menentukan sebuah kebijakan yang harus di ambil oleh DPR. Keahlian seperti ini tentu memerlukan pembelajaran dan keberanian dalam berpendapat dan itu semua sudah dibekalkan oleh JHQ pada masa ta’arufan dan hampir setiap tahun pelatihan pleno dilakukan untuk mengasah kemampuan warganya dalam sebuah sidang atau rapat.
JHQ dan Politik



            Didalam Al-Qur’an memang tidak ayat yang spesifik menjelaskan tentang politik, politik dalam bahasa arab disebut as-siasah yaitu seni memengaruhi orang lain, Pengertian politik (al-siyasah) dalam fiqih Islam menurut ulama Syafi'iyah mengatakan: politik harus sesuai dengan syari'at Islam, yaitu setiap upaya, sikap dan kebijakan untuk mencapai tujuan umum berdasarkan prinsip syari'at.[1]. Terkadang anggapan sebagian orang mengenai politik itu negatif hal ini dikarenakan orientasi politik yang selama ini mereka kenal lebih condong pada mendapatkan kekuasaan, bagaimana memperkaya diri dengan berbagai macam cara, halal haram pun tidak menjadi persoalan yang penting tujuan tercapai, hal inilah yang perlu diperhatikan kita semua, warga JHQ harus berpartisipasi didalam perpolitikan  negeri ini untuk menetralisir para tikus berdasi yang sering menggerogoti bangsa dari dalam, dengan latar belakang Al-Qur’an yang dimilikinya warga JHQ diharapkan mampu merubah pola pikir para politikus nakal agar kembali kepada tujuan politik itu tersendiri yaitu memakmurkan rakyat bukan memakmurkan diri sendiri dengan cara korupsi.
            Al-Qur’an yang turun secara berangsur-angsur selama kurang lebih 22 tahun adalah sumber segala ilmu, baik ilmu sosial maupun ilmu sains semuanya sudah dijelaskan didalam Al-Qur’an misalnya ilmu tentang demokrasi, tatasurya dan bilogi semua ada didalam Al-Qur’an dan itu diturunkan untuk kemaslahatan manusia, maka dari itu sebagai warga JHQ yang punya background Al-Qur’an seharusnya mampu mengamalkan apa yang terkandung didalamnya dan mengajarkanya kepada sesama. Wallahu A’lam Bissawab.


[1] http://www.nu.or.id/a,public-m,dinamic-s,detail-ids,6-id,50799-lang,id-c,taushiyah-t,Islam+dan+Politik-.phpx