JHQ (jamaah hafdzah
Al-Qur’an) merupakan sebuah organisasi kedaerahan yang berasal dari jawa tengah
yang didirikan bertujuan sebagai tempat berkumpulnya mahasiswa PTIQ dan IIQ
untuk menjaga dan mengembangkan tahfid dan
tilawah, pada dasarnya hafalan itu harus dijaga karna hafalan itu mudah sekali
lepas dari pada seekor unta yang diikat dipohon, maka dari itulah organisasi
ini didirikan.
Seiring perkembangan zaman
yang terus berkembang, JHQ juga ikut berevolusi, bukan hanya sekedar tahfid dan
tilawah saja yang menjadi progam didalamnya namun mulai merambah
kebidang-bidang lain seperti jurnalistik, leadership, dakwah, kaligrafi dan
lain sebagainya namun yang menjadi primadona adalah tahfid dan tilawah karna
merupakan roh dari JHQ itu sendiri.
Banyak sekali hafidz dan hafidzah dan qori’ dan qori’ah yang berprestasi baik ditingkat nasional maupun internasional yang berasal dari JHQ, sebut saja kangmas sufyan hadi yang menjadi juara internasional didubai, Uni Emirat Arab, itu hanya sebagian kecil dari warga JHQ yang berprestasi dan masih banyak lagi yang lainya.
Sebagai sebuah organisasi
yang bergerak dibidang keagamaan, memang JHQ tidak setenar ICMI, NU,
Muhammadiyah dan lainya yang mampu melahirkan pemikir-pemikir hebat dan sekaligus
politikus kondang, namun JHQ dalam kesederhananya mampu memberikan sumbangsih
yang cukup besar dalam dakwah Islam saat ini, yaitu dengan cara memberantas
buta baca Al-Qur’an yang dilakukan oleh kangmas mbakyu, dan tidak hanya itu selain
itu warga JHQ juga aktif dalam pemakmuran masjid, banyak sekali warga JHQ yang
menjadi imam dimasjid-masjid yang berada dijabodetabek karna berawal dari
sinilah dakwah islam dimulai.
****
Dari Pleno JHQ ke Pleno DPR
Pengkaderan yang dilakukan
oleh JHQ memang terasa sederhana dan biasa saja seperti yang dilakukan oleh
organisasi yang lainya namun terlepas dari kesederhanan itu pengkaderan yang
dilakukan JHQ terbilang sukses, hal ini terbukti dari banyaknya warga JHQ yang
mampu menjadi petinggi di lembaga-lembaga seperti DPR, Universitas, yayasan,
ormas dan lainya, jabatan yang mereka emban tentunya membutuhkan kelihaian
didalam sidang atau pleno, sebut saja senior JHQ Bpk Mujib Rahmat yang sekarang
menjadi anggota dewan disenayan, kegiatanya tentu tidak pernah lepas dari yang
namanya pleno untuk menentukan sebuah kebijakan yang harus di ambil oleh DPR.
Keahlian seperti ini tentu memerlukan pembelajaran dan keberanian dalam
berpendapat dan itu semua sudah dibekalkan oleh JHQ pada masa ta’arufan dan
hampir setiap tahun pelatihan pleno dilakukan untuk mengasah kemampuan warganya
dalam sebuah sidang atau rapat.
JHQ dan Politik
Didalam Al-Qur’an memang
tidak ayat yang spesifik menjelaskan tentang politik, politik dalam bahasa arab
disebut as-siasah yaitu seni memengaruhi orang lain, Pengertian politik (al-siyasah) dalam fiqih Islam menurut
ulama Syafi'iyah mengatakan: politik harus sesuai dengan syari'at Islam, yaitu
setiap upaya, sikap dan kebijakan untuk mencapai tujuan umum berdasarkan prinsip
syari'at.[1]. Terkadang anggapan sebagian
orang mengenai politik itu negatif hal ini dikarenakan orientasi politik yang
selama ini mereka kenal lebih condong pada mendapatkan kekuasaan, bagaimana
memperkaya diri dengan berbagai macam cara, halal haram pun tidak menjadi
persoalan yang penting tujuan tercapai, hal inilah yang perlu diperhatikan kita
semua, warga JHQ harus berpartisipasi didalam perpolitikan negeri ini untuk menetralisir para tikus
berdasi yang sering menggerogoti bangsa dari dalam, dengan latar belakang
Al-Qur’an yang dimilikinya warga JHQ diharapkan mampu merubah pola pikir para
politikus nakal agar kembali kepada tujuan politik itu tersendiri yaitu
memakmurkan rakyat bukan memakmurkan diri sendiri dengan cara korupsi.
Al-Qur’an yang turun
secara berangsur-angsur selama kurang lebih 22 tahun adalah sumber segala ilmu,
baik ilmu sosial maupun ilmu sains semuanya sudah dijelaskan didalam Al-Qur’an
misalnya ilmu tentang demokrasi, tatasurya dan bilogi semua ada didalam
Al-Qur’an dan itu diturunkan untuk kemaslahatan manusia, maka dari itu sebagai
warga JHQ yang punya background Al-Qur’an seharusnya mampu mengamalkan apa yang
terkandung didalamnya dan mengajarkanya kepada sesama. Wallahu A’lam Bissawab.
[1] http://www.nu.or.id/a,public-m,dinamic-s,detail-ids,6-id,50799-lang,id-c,taushiyah-t,Islam+dan+Politik-.phpx
Tidak ada komentar:
Posting Komentar