Oleh : Abdul Aziz
Di era globalisasi seperti sekarang ini, kesibukan manusia semakin bertambah dan terus bertambah bahkan satu hari terasa sangat singkat sekali, Manusia di sibukan dengan urusan dunia sehingga membuat dia lupa dengan Tuhan yang menciptakan, memberi makan dan mencukupi rezekinya, dia lupakan itu semua gara- gara kesibukan dunia yang menyilaukan mata.
Kehidupan modern menuntut kita untuk eksis didunia tanpa
memperdulikan ahirat hal inilah yang dirasa bertolak belakang dengan inti
ajaran agama islam, yang mengajarkan keseimbangan antara kehidupan dunia dan
ahirat, bukankah islam mengajarkan “bekerjalah untuk duniamu seakan akan kau
hidup selamanya dan beribadahlah untuk ahiratmu seakan akan kau mati besok”
untuk itu kita harus menyelraskan kehidupan dunia dan ahirat.
Globalisasi menyebabkan perubahan yang sangat mendasar,
perubahan itu tidak hanya terlihat pada lelaki, yang super sibuk dengan urusan
kantor dan segala macam pekerjaan (dunia), namun wanita juga ikut –ikutan sibuk, era
globalisasi merubah mindset dan perspectivenya, wanita yang dulunya hanya
berkutat di tiga hal : kasur, dapur dan
sumur, sekarang wanita berevolusi menjadi wanita karir yang banyak menjalankan
peran laki-laki didalam keseharianya, inilah yang membuat pergeseran makna,
kesibukan wanita dalam berkarir memang tidak masalah namun jika karir tersebut
membuat tugasnya sebagai ibu dan istri menjadai terbengkalai inilah yang jadi
masalah.
Kehidupan modern tidak serta merta berkonotasi negatif, meskipun
pada dasarnya menuntut berperilaku negatif yaitu lupa kepada Tuhan akibat
kesibukan manusia, namun kita sebagai manusia yang diberi akal fikiran oleh
Tuhan harus menyikapi hal ini dengan bijaksana agar kita tidak termasuk orang
yang sibuk dengan bekerja (dunia) dan melupakan ibadah kepada Tuhan (ahirat), keseimbangan antara dunia dan
ahirat bisa direalisasikan dengan cara menjadi “sufi berdasi”, sufi adalah
orang yang membersihkan hatinya semata- mata karena Allah (Bisyr Ibn Al-Harist) sering muncul
pertanyaan bisakah seorang sufi muncul di masarakat modern, dimana godaan dunia
makin ganas seperti sekarang ini, dimana hari-harinya disibukan dengan
rutinitas kerja, bisakah sufi hadir dari kalangan kaum berdasi? Jawabnya bisa,
pada zaman modern seperti saat ini spiritualitas menjadi hal yang urgent. Didalam
sebuah forum diskusi yang diselenggarakan di harvard busines school pada
tahun 2002 dengan tema does spirituality drive succes dari forum
tersebut menyimpulkan “ spiritualisme menjadi hal penting dalam bisnis”. Jadi kita sebagai manusia yang hidup didalam
zaman modern harus bisa menjadi sufi berdasi yang tetap menjalankan syariat
agama tanpa mengurangi kualitas dan kuantitas dalam bekerja.
Abad 21 memang sungguh luar biasa, kita dituntut untut untuk menjadi orang
yang multitalent yang harus bisa dan mampu dalam segala hal namun disisi lain,
Tuhan juga menuntut hak nya untuk disembah, didalam buku ini banyak sekali
mengulas tentang kehidupan modern dimana manusia semakin sibuk dengan urusan
dunia dan menjauh dari ahirat, tidak hanya mengulas namun juga memberi solusi
bagaimana kita hidup di dunia modern sehingga kita tetep bisa sibuk kerja dan
juga sibuk beribadah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar