Sabtu, 24 Oktober 2015

Membumikan Pesan-Pesan Al-Qur’an Untuk Mewujudakn Pemimpin Yang Anti Korupsi


Oleh : Abdul Aziz
            Negara yang maju dan makmur itu membutuh kan pemimpin yang jujur, adil, berwibawa dan peduli terhadap rakyat, inilah yang seharusnya dilakukan negara indonesia. Sebagaimana kita ketahui bahwa negara indonesia saat ini mengalami krisis yang sangat besar, lebih dari krisis ekonomi 1997 yang lalu dimana kehidupan masyarakat indonesia berada dibawah garis kemiskinan. Kita ketahhui bersama bahwa sosok pemimpin dalam memimpin negara sangatlah sentral didalam menetukan kebijakan negara,  agar kestabilan negara terjaga dan rakyatnya makmur sejahtera.
            kita sebagai umat muslim seharusnya bisa maju dan makmur seperti pada zaman khulafaurrasyidin, abasyiah dan umayyah dulu, perlu kita ketahui bersama kenapa pada zaman dahulu umat islam maju sedemikian pesatnya? Jawabnya adalah karna mereka berpegang teguh pada Al-Qur dan sunnah Rasulluloh, pada dasarnya Rasulluloh sudah mencontohkan bagaimana menjadi pemimpin yang ideal dalam dirinya, hanya saja kita yang kurang peka terhadap hal itu.
            Permasalahan mendasar yang dihadapi bangsa ini adalah pemimpin yang kurang tegas, korupsi dan krisis kejujuran, sehingga meruntuhkan jati diri kita sebagai bangsa yang besar dan bangsa yang makmur. Dengan adanya praktek korupsi yang terjadi saat ini, membuat negara kita jauh tertinggal dari negara lain, baik dibidang pendidikan, kesejahteraan, ekonomi, olahraga dan lain sebagainya.
            Diartikel ini akan sedikit membahas tentang bagaimana mewujudkan pesan pesan al-Qur’an dalam mewujudkan  pemimpin yang anti korupsi, bagaimana seharusnya pemimpin yang ideal sesuai yang disyariatkan oleh Allah dalam Al- Qur’an dan juga bagaimana teladan rasulluloh dalam memimpin masyarakat arab sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur’an QS, Al-Anbiya’ 107
š ÇÊÉÐÈúüÏJn=»yèù=Ïj9ptHôqy. žwÎ)  ! š»oYù=yör&$tBurZ  
107. dan Tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.
Bangsa ini sudah seharusnya mencontoh Rasulluloh sebagai tauladan agar kita bisa menjadi Negara yang makmur dan sejahtera baik dari segi ekonomi, pendidikan dan hal -  hal lain sebagainya, untuk itu ada beberapa hal yang perlu kita ketahui dan kita aplikasikan, dan ini  merupakan kriteria untuk menjadi pemimpin sesuai yang diwasiatkan dalam Al-Qur’an.
A . Menanamkan Sifat Profesionalisme Dalam Bekerja
            Seorang pemimpin harus punya totalitas dalam menjalankan tugasnya sebagai seorang pemimpin, profesional dalam memimpin akan menimbulkan dampak positif bagi yang dipimpinya sehingga terwujudlah kesejahteraan. Yang kita alami saat ini adalah hal yang sebaliknya dimana para pemimpin tidak profesional didalam bekerja sehingga hasil ahirnya tidak bisa memakmurkan rakyat ( memimpin hanya setengah hati). Banyak kasus korupsi yang tidak terselesaikan oleh pemerintah, ini yang menyebabkan negara kita kropos dari dalam, kelihatan indah dari luar tapi bobrok didalamnya karna banyak terjadi korupsi, hutang menumpuk disana sini, kesejahteraan terabaikan, ini adalah salah satu permasalahan yang ditimbulkan oleh para pemimpin yang memimpin setengah hati. Selain harus profesional dalam bekerja pemimpin harus mempunya jiwa yang lembut, pemaaf dan dermawan, kelembutan merupakan salah satu sifat mulia. Dalam banyak ayat, Allah menyifati dirinya dengan sifat itu,  Allah menganugerahkan sifat lembut kepada Rasulnya sebagai rahmat bagi beliau dan hambanya yang lain. Allah SWT berfirman dalam QS Ali-Imran 159[1]
$yJÎ6sù 7pyJômu z`ÏiB «!$# |MZÏ9 öNßgs9 ( öqs9ur |MYä. $ˆàsù xáÎ=xî É=ù=s)ø9$# (#qÒxÿR]w ô`ÏB y7Ï9öqym ( ß#ôã$$sù öNåk÷]tã öÏÿøótGó$#ur öNçlm; öNèdöÍr$x©ur Îû ͐öDF{$# ( #sŒÎ*sù |MøBztã ö@©.uqtGsù n?tã «!$# 4 ¨bÎ) ©!$# =Ïtä tû,Î#Ïj.uqtGßJø9$# ÇÊÎÒÈ  
159. Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu Berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu[246]. kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.
[246] Maksudnya: urusan peperangan dan hal-hal duniawiyah lainnya, seperti urusan politik, ekonomi, kemasyarakatan dan lain-lainnya.
B . Menanamkan Visi Jangka Panjang
            Seorang pemimpin harus mempunyai visi untuk mensejahterakan rakyatnya, memajukan negaranya, baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang, sehingga tercapai apa yang diingankan rakyat, dengan adanya visi tersebut maka mempermudah dalam menetukan kebijakan. Begitu juga dengan politik, jika seorang pemimpin mempunya visi jangka panjang tentang bagaimana politik yang akan dijalankan nantiya, maka negara akan aman- aman saja tidak khawatir akan terjadi kegoncangan politik didalam negri yang nantinya bisa menimbulkan kestabilan negara terancam, kebijakan politik ini ditetapkan oleh pemimpin maka pemimpin harus profesional dalam menentukan kebijakanya jangan sampai ada unsur diskriminasi apalagi untuk memperkaya diri ( korupsi). ini sangat tidak dibenarkan, memang pada kenyataanya saat ini negara kita sedang digerogoti oleh korupsi yang dibungkus dalam bungkusan politik, mulai dari pengadaan proyek, pungli dan lain sebagainya.
C .Tugas –Tugas Para Pemimpin
            Mereka yang mendapat anugerah “ memimpin wilayah “ diberi berbagai tugas, yang antara lain diuraikan dalam surat Al-Hajj 41:
Artinya : (yaitu) orang-orang yang jika Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi niscaya mereka mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, menyuruh berbuat ma'ruf dan mencegah dari perbuatan yang mungkar dan kepada Allah-lah kembali segala urusan.
            Dalam rangka melaksanakan tugas tugasnya para penguasa dituntut untuk selalu melaksannakn musyawarah, yakni bertukar pikiran dengan siapa yang dianggap tepat, guna mencapai yang terbaik untuk semua, mereka juga dituntut untuk memanfaatkan potensi yang ada guna mencapai hasil yang maksimal. Sebagai seorang pemimpin harus memegang teguh prinsip-prinsip ajaran agama dalam bidang pemerintahan serta sumber-sumbernya, yaitu ada 4 hal yang disebutkan dalam kitab wawsan Al-Qur’an  
1.      Al –Qur’anul karim yang ditunjuk oleh pemerintah agar taat kepadanya
2.      Sunnah Rasul yang ditunjuk oleh kewajiban taat kepada Rasul
3.      Konsesus ulul Amr
4.      Mengembalikan persoalan yang diperselisihkan kepada kaidah kaidah umum yang terdapat di Al-Qur’an.[2]


[1] Dr. Musthafa Murad, kisah hidup ustman bin affa, ( jakarta,zzaman,2007) hlm 38
[2] M. Qurays Syihab  wawasan AL Qur’an 416
.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar